Menyusuri Terowongan Mistis Benteng Pendem Peninggalan Belanda di Cilacap

Sharing for Empowerment

Belanda berkuasa di sini sampai setelah Perang Diponegoro. Belanda pada 1942 kalah dengan Jepang. Makanya, benteng ini pernah dikuasai oleh Jepang selama 3 tahun sampai 1945. Jepang sempat mendirikan bangunan di kompleks benteng ini dengan cor beton yang lebih canggih.

Ruang barak di Benteng Pendem yang terletak di bagian tenggara Kota Cilacap, ujung Timur Pantai Teluk Penyu di wilayah Kelurahan Cilacap, Jawa Tengah
Ruang barak di Benteng Pendem yang terletak di bagian tenggara Kota Cilacap, ujung Timur Pantai Teluk Penyu di wilayah Kelurahan Cilacap, Jawa Tengah (KalderaNews/JS de Britto)
Ruang penjaran di Benteng Pendem yang terletak di bagian tenggara Kota Cilacap, ujung Timur Pantai Teluk Penyu di wilayah Kelurahan Cilacap, Jawa Tengah
Ruang penjaran di Benteng Pendem yang terletak di bagian tenggara Kota Cilacap, ujung Timur Pantai Teluk Penyu di wilayah Kelurahan Cilacap, Jawa Tengah (KalderaNews/JS de Britto)
Penjara mini di Benteng Pendem yang terletak di bagian tenggara Kota Cilacap, ujung Timur Pantai Teluk Penyu di wilayah Kelurahan Cilacap, Jawa Tengah
Penjara mini di Benteng Pendem yang terletak di bagian tenggara Kota Cilacap, ujung Timur Pantai Teluk Penyu di wilayah Kelurahan Cilacap, Jawa Tengah (KalderaNews/JS de Britto)

Begitu Jepang kalah oleh sekutu pada 1945, Belanda menguasai lagi benteng ini sampai 1950. Setelah itu, benteng ini dikuasai oleh tentara Indonesia yang bernama Banteng Loreng.

Setelah 1966 tak berpenghuni hingga digali lagi pada 1986 atas inisiatif CV Wardoyo milik Andy Wardoyo dan pada 1990 diambil alih oleh Pemda.

“Dulu rimbun banget dan tertutup. Benteng ini digali dengan eskavator pada 1986. Alhasil pada 1987-1988, benteng ini sudah bisa jadi obyek wisata hingga sekarang ini,” kisahnya.

Setelah mendapat informasi secukupnya, kami pun memasuki Benteng Pendem. Berderet barak militer, ruang amunisi, ruang senjata dan ruang penjara kami masuki.

Dinding yang telah berlumut dan mengelupas di dinding penjara menandakan usia bangunan-bangunan di kompleks benteng ini. Bulu kudu mulai berdiri begitu kami memasuki ruang penjara. Ruangan sempit ini hanya memiliki ventilasi kecil dengan tebal dinding hingga 2.5 meter. Dikisahkan, banyak napi mati di dalam penjara dan korban pembantaian dikubur di tengah benteng yang tak jauh dari ruang penjara ini. Konon banyak napi yang dipenggal kepalanya.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*