Menyusuri Terowongan Mistis Benteng Pendem Peninggalan Belanda di Cilacap

Sharing for Empowerment
Nelayan di tepi Pantai Teluk Penyu Cilacap
Nelayan di tepi Pantai Teluk Penyu Cilacap (KalderaNews/JS de Britto)
Pengunjung Pantai Teluk Penyu di wilayah Kelurahan Cilacap, Jawa Tengah
Pengunjung Pantai Teluk Penyu di wilayah Kelurahan Cilacap, Jawa Tengah (KalderaNews/JS de Britto)
Tanker Pertamina di Pantai Teluk Penyu di wilayah Kelurahan Cilacap, Jawa Tengah
Tanker Pertamina di Pantai Teluk Penyu di wilayah Kelurahan Cilacap, Jawa Tengah (KalderaNews/JS de Britto)

Merasa tak nyaman dengan keriuhan ini, kami pun hanya berjalan menyusuri tepi pantai sembari menyaksikan burung camar, para pemancing dan kapal tanker pertamina.

Tak seberapa lama berjalan, kami melihat sebuah gapura menjulang tinggi bertuliskan Benteng Pendem. Benar, tak jauh dari pantai ini, ternyata terdapat sebuah benteng peninggalan Belanda. Dikenal dengan nama Benteng Pendem (Kustbatterij op de Landtong te Cilacap), gapura benteng ini terlihat kokoh berdiri.

Kami pun memutuskan untuk memasuki benteng dengan tiket seharga Rp. 5.000,-/orang. Sejuk bukan main. Begitu memasuki gerbang benteng ini, hawa sejuk dan suasana syahdu menghinggapi. Sunyi dengan sayup-sayup suara ombak di kejauhan menjadikan benteng ini semacam oase di tengah geriap kegaduhan dan keriuhan Pantai Teluk Penyu.

Seorang penjaga Benteng Pendem bernama Sugiono (31) pun menuturkan sejumlah catatan penting dari benteng yang dibangun pada 1861 silam ini. Benteng Pendem adalah benteng peninggalan Belanda. Belanda membangun benteng ini selama 18 tahun dari 1861 hingga 1879. “Dulu sebelum ada pertamina luasnya 10,5 hektar dan kini tinggal 6,5 hektar,” kisahnya.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*