Mengatapi Indonesia dengan Energi Surya

Sharing for Empowerment

Dominasi ini diproyeksikan akan terus bertahan hingga tahun 2050 karena PT PLN, sebagai penyedia listrik negara, masih terikat kontrak jual beli dengan banyak pembangkit listrik swasta. Bisa dipahami, meskipun potensi sinar matahari Indonesia melimpah ruah untuk dijadikan energi listrik, tapi hambatan pemanfaatannya disebabkan PT PLN masih terikat kontrak.

Menciptakan pembangkit listrik pribadi adalah solusi tepat dalam menggenjot bauran energi terbarukan. Tapi tentu saja dari sudut pandang ekonomi, hal ini pun menemui kendala di lapangan karena biaya investasi di awal yang mahal.

Bagi masyarakat Indonesia, seringkali masalah biaya investasi ini menjadi alasan kuat untuk tidak memperdulikan keberlangsungan energi di masa depan. Bayangkan saja, ilustrasi rata-rata kebutuhan energi masyarakat Indonesia adalah 1-2 kWp dengan harga panel surya di Indonesia berkisar US$ 1000/kWp. Ditambah dengan instalasi, maka setidaknya dana 15 juta harus disediakan di awal.

Memang, dengan investasi sebesar itu, karena milik pribadi, pemilik pun bisa mengelola kebutuhan energi listriknya sendiri sekaligus memperjual-belikannya. Dengan begitu, diprediksi pemilik akan balik modal minimal 5 hingga 8 tahun sejak pemakaian panel surya.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*