JAKARTA, KalderaNews.com – Setelah diterpa isu akan dimonetisasi, CEO Telegram Pavel Durov menegaskan bahwa iklan tidak akan muncul dalam percakapan para penggunanya.
“Pengguna yang mengandalkan Telegram sebagai aplikasi perpesanan, bukan jejaring sosial, tidak akan pernah melihat iklan. Percakapan pribadi dan grup selalu dan akan selalu bebas iklan,” ujar Durov melalui saluran resminya di Telegram.
BACA JUGA:
- Waspada Pengguna Android! Aplikasi Scan Barcode Ini Simpan Malware Berbahaya
- Waspada, Amankan WhatsApp dari Peretas dengan Cara Ini
- Bikin Boros, 7 Aplikasi Ini Paling Banyak Menyedot Kuota Internet
Hal ini menjadi perhatian penting Telegram mengingat jumlah pengguna yang semakin meningkat dan kekhawatiran user bahwa iklan akan mengganggu komunikasi.
Sebelumnya, popularitas Telegram meningkat pesat setelah isu privasi pada kebijakan baru WhatsApp menuai beragam reaksi masyarakat. Berkat sensasi itu laporan Sensor Tower mengungkapkan Telegram telah diunduh lebih dari 63 juta kali selama bulan Januari – 4 kali lipat dibandingkan Januari 2020 -dan menjadikannya sebagai aplikasi non-game paling banyak di-download di dunia.
Lebih lanjut, Durov juga memastikan bahwa data pengguna Telegram tidak akan digunakan untuk kepentingan menargetkan iklan. Ia mengatakan aplikasi bertukar pesan ini lebih condong meniru DuckDuckGo ketimbang WhatsApp atau Facebook.
“Kami percaya bahwa mengumpulkan data pribadi dari pengguna untuk menargetkan iklan seperti yang dilakukan WhatsApp-Facebook adalah tidak bermoral. Kami menyukai pendekatan layanan sadar privasi seperti DuckDuckGo: memonetisasi layanan tanpa mengumpulkan informasi tentang pengguna,” jelas Durov.
Pria asal Rusia ini melanjutkan, jika pihaknya memperkenalkan iklan dari satu ke banyak saluran, maka hal itu akan bersifat kontekstual atau berdasarkan topik saluran dan tidak ditargetkan berdasarkan pengguna tertentu.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply