Hadiri Acara Alumni Belanda, Yenny Wahid: 72 Persen Muslim Indonesia Menolak Radikalisme

Direktur Wahid Foundation, Yenny Zannuba Wahid
Direktur Wahid Foundation, Yenny Zannuba Wahid (KalderaNews/NL Alumni Network Indonesia)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Direktur Wahid Foundation, Yenny Zannuba Wahid menegaskan mayoritas masyarakat muslim Indonesia, yakni sebanyak 72%, menolak radikalisme.

Hal ini ditegaskannya saat menjadi keynote speaker di program Series #3 Orange Talk dengan tema “Religious-Based Populism: A Challenge to Maintain Religious-Pluralism And Peace Security In Indonesia” atau “Populisme Berbasis Agama: Tantangan untuk Menjaga Pluralisme Beragama, Perdamaian dan Keamanan di Indonesia” pada Jumat, 26 Februari 2021.

Di acara yang dihelat oleh Jaringan Alumni Belanda di Indonesia (NL Alumni Network Indonesia) ini ia menjelaskan lebih lanjut hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahid Foundation yang menjelaskan bahwa sisa dari 72% yang menolak radikalisme terbagi menjadi tiga golongan.

BACA JUGA:

Ketiga golongan tersebut adalah 0,4% pernah melakukan tindakan radikal di masa lalu, 7,7% bersedia melakukan tindakan radikal di masa depan apabila ada kesempatan dan lainnya tidak mempunyai sikap.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa Islam yang ramah dan toleran serta kontra terhadap radikalisme masih menjadi mayoritas. Begitu pun halnya yang pro terhadap sistem demokrasi dan Pancasila sebagai dasar negara masih menjadi mayoritas masyarakat Muslim di Tanah Air.

Sementara itu, Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl dalam sambutannya Peter memberikan apresiasi terselenggaranya acara ini mengingat persoalan toleransi dan pluralisme beragama di Indonesia merupakan salah satu isu penting dan strategis dalam mewujudkan Indonesia yang damai dan aman.

Pada sesi panel hadir Prof. Mohammad Abdun Nasir, PhD (Profesor dalam bidang Hukum Islam di Fakultas Syariah UIN Mataram, alumnus Universitas Leiden), Dr. Mirza Noor Milla (Associate Professor di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia), Dr. Chris J. Chaplin (Peneliti di kajian Asia Tenggara), Dr. Jan-Willem van Prooijen (Associate Professor dalam bidang psikologi sosial dan organisasi dari VU Amsterdam).

Acara berdurasi 2 jam ini dimoderatori oleh Meta Zahro Aurelia, salah seorang alumnus Belanda yang kini tengah melanjutkan studi PhD-nya di kampus VU Amsterdam.

Alumni Officer Nuffic Neso Indonesia, Dito Alif Pratama menyampaikan bahwa acara ini menjadi sarana memfasilitasi kiprah alumni Belanda untuk berkontribusi positif dalam mengedukasi masyarakat, program ini juga bagian dari upaya memperkuat kerjasama antar Indonesia-Belanda, khususnya di dalam bidang riset dan Pendidikan.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*