Reformasi Madrasah, 500 Ribu Siswa Dapat Akses Pembelajaran Digital

Ilustrasi: Pembelajaran di madrasah. (KalderaNews.com/Ist.)
Ilustrasi: Pembelajaran di madrasah. (KalderaNews.com/Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Program reformasi madrasah yang dirilis Oktober 2020 terus bergulir. Tahun ini, ditargetkan ada 500 ribu siswa madrasah yang akan mendapat akses pembelajaran digital.

Hal tersebut ditegaskan Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Muhammad Ali Ramdhani. Program Madrasah Reform Realizing Education’s Promise dan Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR) merupakan kerjasama Kemenag dan Bank Dunia. Ini merupakan program modernisasi tata kelola penyelengaraan pendidikan dasar dan menengah di Kemenag. Nilai proyek ini mencapai Rp 3,75 triliun.

BACA JUGA:

Kemenag juga telah menjalin kerjasama dengan Alef Education, lembaga yang berbasis di Uni Emirat Arab. Kerjasama mencakup program pengadaan alat belajar digital serta teknik dan materi yang mendukung.

“Dalam kesepakatan ini, 500 ribu siswa madrasah akan mendapatkan akses platform pembelajaran digital dengan teknologi terkini,” papar Ali Ramdhani.

Menurut Ali Ramdhani, reformasi madrasah harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat sampai ke pelosok. Reformasi ini bukan berarti mendidik siswa menjadi programer, namun mendidik siswa memiliki cara berpikir komputasi.

Digitalisasi madrasah, kata Ali Ramdhani, dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal, program itu akan menyentuh madrasah negeri. Hal itu diharapkan dapat mendongkrak performa madrasah sebagai lembaga pendidikan berdaya saing tinggi.

Ali Ramdhani mengakui bahwa kini masih terdapat beberapa kendala implementasi program digitalisasi madrasah, terutama di daerah pelosok. Lantaran masih ada ribuan madrasah di daerah terpencil yang belum teraliri listrik. Bahkan, ada yang berada pada blank spot jaringan internet.

“Persoalan ini tentu saja menjadi masalah mendasar bagi program digitalisasi madrasah. Untuk mengubah madrasah biasa menjadi digital, sumber listrik dan jaringan internet menjadi hal yang paling dibutuhkan,” kata Ali Ramdhani.

Sementara, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kemenag, Muhammad Zain mengatakan, semua perangkat teknologi diterapkan agar transformasi ilmu di madrasah menjadi optimal.

“Tugas guru itu membuat anak didiknya ketagihan belajar. Teknologi diharapkan dapat mendukung ide ini,” ujarnya.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*