MALANG, KalderaNews.com – Kreativitas dan inovasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus mengalir. Tidak hanya bermanfaat bagi segelintir orang saja, tapi juga untuk kemaslahatan masyarakat. Kali ini giliran Zidni Ilman Nafian bersama dua orang temannya yakni Alifia Oriana dan Aldiansyah Wahyu yang merancang alat pendeteksi kelayakan oli berbasis android. Dalam proses pembuatannya, mereka bertiga dibimbing oleh Budiono, S.Si, MT.
Inovasi yang mereka rancang ini telah berhasil lolos dalam tahap pendanaan di gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Selain itu, mereka juga menyabet penghargaan di acara Internasional Science Technology and Engineering (ISTEC) yang bertempat Bandung tahun lalu.
Dikutip dari situs resmi UMM pada Januari 2021, alat pendeteksi kelayakan oli ini juga berhasil meraih juara 3 dalam kompetisi Pekan Kreativitas Mahasiswa antar Perguruan Tinggi Swasta Tingkat Nasional Desember lalu (PIMTANAS).
BACA JUGA:
- Nangkring di Jajaran 30 Pemuda Pelopor Perubahan di Asia, Ini Tanggapan Belva Devara
- Siswa SMA Labschool Jakarta Sabet Juara Pertama Kompetisi ASEAN Quiz
- Berprestasi Sejak Masih SD, Siswa SMPK 5 PENABUR Ini Kini Sabet 3 Medali Emas Internasional
Saat ditemui, Zidni menjelaskan bahwa ide ini berangkat dari masalah yang pernah ia alami sebelumnya. Beberapa bulan lalu kendaraan bermotornya pernah kehabisan oli, padahal ia berada di tengah perjalanan. Hal itu tentu sangat menyulitkannya.
“Saya harus mendorong dan mencari bengkel terdekat. Selain menghabiskan tenaga juga menghabiskan waktu,” ujar Zidni.
Berangkat dari masalah itu, akhirnya ia bersama dua temannya merancang alat yang mampu mendeteksi kelayakan oli. Alat itu akan diletakkan di dekat penutup oli kendaraan dan nantinya akan menilai apakah oli yang dipakai masih layak atau tidak.
“Sebelum dicoba, kami sudah menyusun base data untuk range kekentalan oli. Ada beberapa level yang sudah dibuat, mulai dari tingkatan oli bagus, sedang hingga tidak layak,” ucap Zidni.
Berdasarkan data yang telah disusun, alat itu akan mengirimkan sinyal ke aplikasi yang sudah tersemat di smartphone. Aplikasi yang ada juga akan memberikan peringatan dan notifikasi bagi pemilik ketika oli sudah menjadi tidak layak pakai. Hal itu tentu akan mempermudah pengguna kendaraan dalam memperkirakan kapan oli harus diganti.
Lebih lanjut, ia bercerita bahwa proses pembuatan alat ini tidak menpat kendala yang berarti. Dimulai dengan penyusunan rencana, diskusi bersama pembimbing hingga percobaannya. Mahasiswa Teknik Mesin tersebut berharap inovasinya bisa memberikan kebaikan dan manfaat bagi sesama. Utamanya kepada masyarakat secara luas.
“Kami tentu akan lebih bahagia jika alat ini bisa digunakan masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki kendaraan bermotor. Jadi mereka tidak perlu mengira-ngira atau mengecek kelayakan olinya secara manual,” pungkasnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply