JAKARTA, KalderaNews.com – Saat ini hampir 40 persen permukiman di Jakarta berupa kampung kota yang menciptakan ruang ekonomi dan sosial di masyarakat. Kontribusi kampung kota terhadap kehidupan di Jakarta juga terwujud dari penyediaan hunian terjangkau, ragam makanan dan minuman lokal, industri dan jasa skala rumah tangga.
Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Pengendalian Penduduk dan Permukiman, Suharti kampung kota Jakarta mulai dibenahi secara bertahap melalui proses pelibatan dan pemberdayaan warga. Warga kampung terlibat penuh dalam perencanaan kampung secara partisipatif (Community Action Plan) dan pembangunan infrastruktur di kampung-kampung (Collaborative Implementation Program) sebagai bentuk tindak lanjut.
BACA JUGA:
- Kota Tua Dijadikan Kawasan Rendah Emisi, Simak Pengalihan Arus Lalu Lintas Ini
- Suara Sumbang Lidah Mertua dari Balaikota Jakarta
- 19 November, World Toilet Day, Masalah Pengelolaan Limbah Cair Mengancam Jakarta
“Melalui Gugus Tugas Reforma Agraria, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencoba menyelesaikan masalah pertanahan, demi memastikan keamanan bermukim bagi kampung. Kedua program tersebut adalah bagian tak terpisahkan untuk mewujudkan kampung kota lestari dan adil,” tegasnya dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Biro Kerja Sama Daerah Provinsi DKI Jakarta pada Jumat, 15 Januari 2021.
Pendiri CODI, Khun Somsook Boonyabancha dalam diskusi ini berbagi pengalaman dan pelajaran dari penataan komunitas selama 20 tahun terakhir di Thailand. Ia memaparkan tentang pembentukan kelembagaan, penyediaan lahan, kolaborasi dengan berbagai sektor dalam proses penataan permukiman, serta mengorganisir warga tentang finansial, baik itu penyimpanan dan pendanaan menjadi hal yang perlu diperhatikan.
“Kita dapat mengubah area padat penduduk menjadi lingkungan yang lebih sehat dan modern, dengan berbagai cara seperti reblocking, relocation, dan recontruction,” terangnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply