JAKARTA, KalderaNews.com – Model jarak dan hibrida telah menjadi cara baru bersekolah, dan keduanya tidak terlalu ideal. Pembelajaran langsung dan berbeda dapat dibatasi. Mencari cara untuk menjaga konsistensi, struktur, dan kolaborasi merupakan hal yang menantang.
Perubahan cepat dalam cara pendidik dan siswa belajar dan berkomunikasi bukanlah hal yang biasa, bahkan beberapa siswa mengalami kesulitan menghadapi situasi saat ini.
Secara khusus, siswa spesial dengan ketidakmampuan belajar cenderung menunjukkan kesulitan dalam merangkul perubahan dan menyesuaikan diri dengan struktur baru sambil mempertahankan produktivitas mereka. Lalu, bagaimana cara merangkulnya supaya mereka bisa beradaptasi?
BACA JUGA:
- Guru Disabilitas Daksa Inspiratif di Bandung, Menyerah Bukanlah Pilihan
- Orang Tua Tak Perlu Malu Punya Anak Berkebutuhan Khusus
- Kemdikbud: Kondisi Fisik Bukan Penghalang untuk Merdeka Belajar
Dukung Perilaku Positif
Lakukan observasi iklim di dalam kelas Anda. Perilaku apa yang kurang di antara siswa Anda? Dilansir dari edutopia, seorang guru menceritakan pengalaman mengajar siswa berkebutuhan khusus. Ia menemukan fakta bahwa mayoritas siswa kurang fokus dan tidak mendengarkan dengan penuh perhatian atau bekerja secara produktif dalam kelompok.
Mereka adalah manusia yang memiliki hak untuk akses pendidikan sebaik-baiknya, maka dari itu hendaknya guru yang mengajar siswa spesial mengevaluasi diri mereka sendiri. Guru yang harus jemput bola, bukan meminta pemakluman pada siswa.
Ciptakan Ekspektasi Bersama Sebagai Sebuah Kelas
Model hybrid mungkin membutuhkan perubahan dalam norma kelas Anda. Siapkan peluang untuk membuat aturan dan ekspektasi yang unik untuk kelas Anda. Aturan ini tidak dibuat secara permanen. Anda dan siswa Anda dapat meninjau kembali dan menyempurnakannya.
Setelah Anda kembangkan ekspektasi, pastikan untuk membagikannya sehingga semua orang, di ruangan dan di rumah mengetahui ekspektasi kelas Anda. Rujuk mereka secara konsisten. Untuk siswa dengan ketidakmampuan belajar, suara mereka sangat penting dalam penciptaan norma kelas ini.
Posting Agenda Harian Sebelum Kelas
Posting agenda harian sebelum kelas. Pastikan untuk memasukkan jeda dan transisi. Ini harus diposting secara online dan papan tulis di kelas. Semua peserta didik harus dapat mengakses agenda sebelumnya untuk mempersiapkan mental sebelum masuk kelas.
Siswa berkebutuhan khusus dapat memperoleh manfaat dalam banyak hal dari strategi ini. Pertama, ini meningkatkan prediktabilitas, jadi kecil kemungkinan mereka akan merasa tidak pasti. Ketidakpastian membuat mereka cemas, maka dari itu to-do-list secara konsisten dapat mengurangi kecemasannya.
Luangkan Waktu untuk Koneksi Pribadi
Beri siswa tiga menit di awal dan akhir setiap kelas untuk merenung, berbagi rencana untuk akhir pekan, mengajukan pertanyaan, mengatur diri sendiri, atau sekadar mengobrol satu sama lain. Ini adalah strategi sederhana yang benar-benar membuahkan hasil.
Siswa spesial akan lebih fokus dan aktif jika diberi kesempatan untuk mengenal dirinya. Beri dia ruang untuk eksplor pikirannya. Dampingi dan ajak siswa ngobrol, sehingga guru menjadi tempat yang aman untuknya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply