TANGERANG, KalderaNews.com – Swiss German University (SGU) sebagai universitas internasional pertama di Indonesia yang kini telah memiliki telah mempersiapkan dan mengimplemnetasikan metode pembelajaran campuran daring dan luring (blended learning) sesuai rencana strategis (renstra) Universitas SGU sejak tahun 2019 alias jauh sebelum masa pandemi. Hal ini ditegaskan Dean of Faculty of Business and Communication sekaligus Dosen Program S2 SGU, Dr. Nila Krisnawati Hidayat, SE., MM.
Ia menegaskan tuntutan pembelajaran online di masa pandemi pun lantas bukan terfokus pada upaya mengubah metode belajar secara face-to-face dengan menggunakan aplikasi digital, namun lebih dari itu yaitu membangun ekosistem pembelajaran inovatif serta meningkatkan motivasi para fasilitator/dosen serta peserta didik untuk menjadi kreatif dalam proses belajar mengajar.
BACA JUGA:
- Program Master of Information Technology SGU Fokus pada Transformasi Digital dan Analisis Malware
- Fast Track Program MA di SGU Berbasis Studi Kasus
- Kekeluargaan di MME Swiss German University (SGU) Itu Gede Banget
Dengan fakta yang demikian ini Program Magister Manajemen (MM) di SGU tetap berkualitas dan memiliki daya tariknya. Ia pun mengudar berbagai aspek dari daya tarik Program Magister Manajemen (MM) di SGU saat pandemi Covid-19.
1). Why MM Program at SGU?
A. Multi-cultural environment, comprising of students representing many nationalities and international faculty of world-class professor and experts (from EAH Jenna), are an ideal choice to adapt in a challenging global marketplace.
Program Magister Manajemen SGU menyelenggarakan pendidikan multikultural yang menjujung tinggi keberagaman budaya dan toleransi. Hal ini didasarkan pada keberagaman peserta didik maupun para dosen pengajar yang berasal dari berbagai negara. Menyadari konsep keberagaman yang dilandasi jiwa toleransi yang kuat, jujur, ikhlas dan menghargai orang lain atau kelompok lain, akan menjadi benih yang indah dalam perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada perspektif bisnis, multikultural ini akan sangat berdampak pada kemampuan beradaptasi seorang pemimpin dalam memenangkan persaingan pada pasar global.
B. Innovative Leadership Booth camp; an entrepreneurial creativity, leadership, and problem solving to bring the rigorous, collaborative, action-learning experience.
Menyelenggarakan program bootcamp yang merupakan program pelatihan eksekutif yang berorientasi pada ekplorasi total learning experience. Tujuan program ini adalah untuk memperkuat soft skill dan hard skill yang dibutuhkan para praktisi bisnis. Selain itu, program ini dirancang untuk memberikan fasilitas serta motivasi bagi para peserta untuk meningkatkan kemampuan kinerja di bidang keahlian tertentu antara lain meliputi complex problem solving, negotiation, data analytics dan ketrampilan lain yang dibutuhkan di era VUCA. Hal ini tentu akan berdampak pada peningkatan peluang untuk mengembangkan karier peserta bootcamp yang kebanyakan adalah para decision maker di perusahaan.
C.Experiential Learning with State-of-the-art Business Simulation and high reputable learning resources, to substantially improve the knowledge retention, innovative business decision making and dynamic teamwork skills.
Pembelajaran dengan mengekplorasi pengalaman, melalui simulasi bisnis dengan menggunakan software. Proses pembelajaran Bisnis Simulasi ini akan meningkatkan ketajaman analisis peserta terhdap model proses bisnis. Dengan pemahaman ini, peserta akan mampu memodifikasi model bisnis serta ketepatan dalam pengambilan keputusan yang inovatif dengan tujuan optimasi dan meningkatkan kinerja perusahaan.
2). How does Magister Management SGU transform the education process in pandemic/new normal?
Jauh sebelum masa pandemi, Program MM SGU telah mempersiapkan dan mengimplementasikan metode pembelajaran campuran daring dan luring (blended learning) sesuai Rencana Strategis Universitas SGU sejak tahun 2019. Selain itu, Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran daring, berbagai konten kreatif juga telah dan sedang dipersiapkan, dimana hal ini menjadi prioritas program studi dalam tahun akademik 2020/2021.
Pengembangan konsep Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka di era pandemi juga telah diimplementasikan sejak Tahun Ajaran 2020/2021 dengan memanfaatkan jejaring potensial yang dimiliki MM-SGU melalui program pertukaran pengajar baik skala global, regional maupun nasional dalam bentuk pengakuan proses belajar mengajar di perguruan tinggi mitra maupun dalam hal pertukaran publikasi ilmiah, serta peningkatan kapasitas dan reputasi para dosen sebagai reviewer dalam berbagai jurnal ilmiah bereputasi.
MM SGU juga sangat aktif dan inovatif dalam mengakomodasi minat dan kebutuhan korporasi untuk peningkatan capacity building bagi para stafnya di era pandemic melalui berbagai executive program yang dijalankan dalam bentuk blended learning yang menghadirkan para CEO yang juga merupakan dosen pada program MM SGU.
3). How does Master SGU deal with the challenge in pandemic/new normal?
Tuntutan pembelajaran online sesuai yang diamanatkan pemerintah melalui Undang-Undang, disikapi oleh MM SGU sebagai suatu tantangan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Pada tahap awal tuntutan tersebut disikapi oleh MM SGU bukan terfokus pada upaya mengubah metode belajar secara face-to-face dengan menggunakan aplikasi digital, namun lebih dari itu yaitu membangun ekosistem pembelajaran inovatif serta meningkatkan motivasi para fasilitator/dosen serta peserta didik untuk menjadi kreatif dalam proses belajar mengajar, antara lain meliputi; kemampuan menggunakan berbagai aplikasi inovatif berbasis digital, kemampuan mengakses berbagai sumber pengetahuan, mempersiapkan dan menyajikan konten pembelajaran kreatif serta meningkatkan kualitas kuantitas publikasi ilmiah di berbagi jurnal ilmiah bereputasi.
Tantangan lain yang dihadapi adalah bagaimana membangun kreativitas, mengasah dan mempertajam ketrampilan dan kompetensi peserta didik maupun dosen, serta peningkatan kualitas ketrampilan inividu dalam beradaptasi dengan perubahan, cara pandang maupun pola interaksi dengan berbagai teknologi dan digitalisasi. Untuk itu, senantiasa memelihara komitmen, untuk membangun ekosistim pembelajaran yang inovatif secara bertahap sesuai tuntutan dan kompetensi pada abad 21.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply