SURABAYA, KalderaNews.com – Kepala Bidang Sekolah Dasar Dispendik Kota Surabaya Muhammad Aries Hilmi mengimbau agar Asesmen Nasional (AN) tidak bisa dimaknai sebagai pengganti Ujian Nasional (UN). Ia beralasan hasil AN berupa potret secara komprehensif untuk melakukan evaluasi diri dan perencanaan perbaikan mutu pendidikan.
AN sendiri terdiri atas Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) literasi-numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan.
“Konsepnya, ada siswa kita, guru, dan wali murid yang ditunjuk secara acak untuk menjadi responden AN,” tandasnya saat sosialisasi Asesmen Nasional (AN) kepada kepala sekolah jenjang SD se-Kota Surabaya, Selasa, 5 Januari 2021.
BACA JUGA:
- Perhatian! Kualitas Tugas Jadi Kunci Jitu Asesmen Nasional Sukses
- UN Jadi AN, Apa itu Asesmen Nasional (AN)? Kok Nggak Perlu Bimbel Segala
- Tip Taklukkan Asesmen Nasional, Kepala Sekolah Harus Gas Pol!
Aries pun meminta kepada kepala sekolah agar AN jangan dimaknai sebagai pengganti UN. Sebab, AN untuk mengukur kinerja sekolah secara umum. Meskipun demikian, pihaknya tetap menyiapkan AN secara optimal.
“Ini melibatkan semua masyarakat pendidikan. Sekolah tidak bisa memilih siswa atau wali murid mana yang akan menjadi responden. Pemilihan acak melalui Dapodik,” ungkapnya.
Sesuai dengan timeline dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), lanjut Aries, peserta AN adalah siswa jenjang kelas V SD. Pelaksanaan dilakukan selama dua hari pada bulan Agustus.
Pada hari pertama, akan ada tes literasi selama 75 menit dan survei karakter dengan durasi waktu selama 20 menit. Hari kedua meliputi tes numerasi selama 75 menit dan survei lingkungan belajar selama 20 menit.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply