BANDUNG, KalderaNews.com – Metode belajar di rumah yang berkepanjangan telah membuat peserta didik jenuh dan menjadi malas belajar. Orang tua juga mulai merasa kewalahan membimbing putra/putrinya belajar di rumah. Pembelajaran di rumah pun menjadi kurang maksimal.
Kepala SLBN B Garut, Eti Suhaeti mencontohkan salah satu peserta didik di sekolah di Bandung yang merasa sudah sangat jenuh belajar di rumah, tanpa sepengetahuan orang tuanya pergi bermain ke taman baru dekat sekolah.
Saat bermain di taman, handphone-nya ada yang mencuri sehingga dia menangis dan tidak mau pulang ke rumah. Sekolah pun menerima laporan bahwa ada siswa SLBN B Garut yang tidak mau pulang ke rumah karena takut dimarahi orang tuanya. Pihak sekolah pun mencoba membujuknya dan akhirnya dia mau pulang.
BACA JUGA:
- DKI Jakarta Resmi Umumkan Pembelajaran Tahun Ajaran 2020/2021 Masih dari Rumah
- Seluk Beluk dan Tantangan Nyata Akreditasi Nasional Sekolah, Madrasah dan SPK di Tahun-tahun Mendatang
- Perayaan Natal di Sekolah dan Rumah Main Cikal Tetap Khidmat dengan Drive-Thru, Drive-In dan Daring Zoom
“Melihat kejadian tersebut saya jadi berpikir, mungkin anak ini mencoba mencari kegiatan sendiri karena jenuh belajar di rumah.”
Sebenarnya pihak sekolah, orang tua, dan peserta didik sudah sangat merindukan belajar di sekolah, namun tetap khawatir peserta didik tidak bisa menjaga protokol kesehatan.
“Selain itu, posisi sekolah kami dekat dengan RSU dr. Selamet yang setiap hari pasiennya berjubel. Ini bagai buah simalakama. Jika terus-menerus melaksanakan pembelajaran di rumah, saya prediksi mutu pendidikan akan merosot tajam. Padahal, di zaman milenial ini, persaingan antarnegara di dunia pendidikan sangat tinggi,” tandasnya di laman resmi Disdik Jabar.
“Walaupun kami rindu melaksanakan kegiatan belajar tatap muka, namun apabila belum ada izin dari pemerintah setempat dan pernyataan dari seluruh orang tua maka kami belum berani untuk melaksanakannya.”
Mendikbud sendiri telah membuat keputusan untuk segera membuka pembelajaran tatap muka, tetapi pada pelaksanaannya menyerahkan kepada wilayah masing-masing, tergantung kondisi daerah setempat.
“Jika kita terpaksa harus melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah, disarankan semua pihak harus bisa menjaga protokoler kesehatan.”
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply