![Mendung di Gilimanuk Mendung di atas Pelabuhan Gilimanuk](/wp-content/uploads/2020/12/Mendung-di-Gilimanuk.jpg)
JAKARTA, KalderaNews.com – Kuartal akhir tahun 2020 hingga awal 2021, kondisi iklim global dihadapkan pada gangguan anomali berupa fenomena La Nina dengan level intensitas mencapai “moderate” di Samudra Pasifik ekuator.
Pemantauan BMKG terhadap indikator laut dan atmosfer menunjukkan suhu permukaan laut Samudra Pasifik ekuator bagian tengah dan timur mendingin -0.5°C hingga -1.5°C selama tiga bulan berturut-turut diikuti oleh penguatan angin pasat..
“La Nina lebih dipandang sisi negatifnya saja yang berdampak pada bencana hidrometeorologi. Padahal dalam enam kali La Nina dalam periode 30 tahun terakhir telah terjadi surplus air tanah tahunan di Waeapo-Pulau Buru sebesar 775 mm atau setara dengan 222 persen dari kondisi normalnya,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Selasa pekan ini, 29 Desember 2020 pekan ini.
BACA JUGA:
- Waspada, Curah Hujan Desember 2020-Januari 2021 Karena La Nina Lebih dari 300mm/Bulan
- La Nina Tingkatkan Curah Hujan, Waspadai Banjir dan Tanah Longsor
- Alamak, Beberapa Sirine Tsunami Tidak Berfungsi, Suku Cadangnya Pun Tidak Ada Lagi
Selain memiliki sisi ancaman, La Nina juga punya peluang positif yang dapat dimanfaatkan seperti panen hujan dan surplus air tanah, peningkatan produktivitas pertanian yang memerlukan banyak air, dan pemanfaatan telaga yang muncul selama tahun basah untuk budidaya ikan air tawar semusim.
Leave a Reply