5 Kiat Cerdas Ajari Anak Toleransi Perbedaan di Rumah

Ilustrasi Toleransi dalam Perbedaan (KalderaNews/Ist)
Ilustrasi Toleransi dalam Perbedaan (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Toleransi merupakan kunci untuk saling menghargai satu sama lain dalam perbedaan. Mengajari anak mengenai toleransi dapat dimulai dari cara-cara sederhana di rumah. Seperti apa?

Seleksi Media untuk Anak

Tanpa orang tua sadari, media yang anak konsumsi memiliki kontribusi untuk menimbulkan rasa hormat kepada sesama manusia. Orang tua perlu jeli dalam memilah media dengan memperhatikan pesan tersirat dari alur cerita, penokohan, dialog, atau sudut pandang cerita. Meskipun tidak ada yang terlalu hitam dan putih di dunia ini, akan tetapi selalu ajak anak diskusi mengenai hal yang ia baca dan tonton.

Anak Berada pada Lingkungan yang Beragam

Biarkan anak belajar toleransi dengan terpapar keragaman. Anak harus merasakan sendiri suasana masyarakat yang saling menghormati satu sama lain dan tetap bisa mengekspresikan perbedaan nilai serta budaya. Jika anak merasa bisa bertanggung jawab terhadap pilihannya, cobalah berikan kebebasan kepadanya untuk memilih lingkungan sekolah atau bermain.

BACA JUGA:

Belajar Tradisi Lain

Ada istilah Buku dan jalan-jalan merupakan jendela dunia. Cobalah untuk keluar dari zona nyaman orang tua dengan membawa anak unutk melihat tradisi lain di luar nilai yang Anda anut. Jika belum mampu jalan-jalan ke negara lain, maka ajak anak diskusi melalui buku dan media visual. Intinya, ajak anak untuk memperhatikan tradisi dan hari raya lain tanpa merendahkan satu sama lain.

Belajar Memaafkan

Beragam karakter manusia ada di dunia ini. Ajari anak untuk memaafkan jika ada nilai yang tidak sesuai dengan dirinya. Anak akan memiliki sifat menghargai dan memaafkan jika orang tua bijak berkomentar saat ada isu sara.

Tunjukkan Orang Tua Tidak Menghakimi

Tunjukkan rasa cinta dan hormat, bahkan pada orang yang memiliki nilai dan budaya berbeda dari Anda. Anak belajar dari perilaku orang tua yang tidak menghakimi siapapun. Apapun suku, ras, dan agamanya, hidup dalam penghakiman merupakan hal yang berat untuk seseorang.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*