Asyik, Sekarang Siswa SMK Bisa Raih Gelar D2 Lewat Jalur Cepat

Ilustrasi: Pilihan jurusan kuliah untuk lulusan SMK. (KalderaNews.com/Ist.)
Ilustrasi: Pilihan jurusan kuliah untuk lulusan SMK. (KalderaNews.com/Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Kemendikbud menerbitkan dua program guna meningkatkan penyerapan lulusan vokasi ke Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI). Dua program adalah Program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) – Diploma Dua ( D2) Jalur Cepat dan Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga (D3) menjadi Sarjana Terapan (D4).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menyambut baik dua program ini. Dua program ini merupakan terobosan baru yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memilih yang terbaik untuk dirinya. Kedua program ini memberikan kesempatan pendidikan vokasi untuk mempersiapkan calon tenaga kerja yang andal dan matang.

BACA JUGA:

“Melalui program ini, siswa bebas memilih lulus di akhir tahun ketiga atau melanjutkan ke Diploma Dua jalur cepat. Melalui program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4), peserta didik berkesempatan menambah satu tahun untuk mendapatkan keterampilan yang lebih dalam sehingga berpeluang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,” ujar Mendikbud Nadiem.

Tujuan dua program ini, kata Nadiem, agar peserta didik mendapat kesempatan sebanyak mungkin pengalaman dari DUDI, sehingga kesempatan lulusan vokasi mendapatkan pekerjaan yang layak semakin besar karena sudah selaras dengan kebutuhan DUDI.

“Kedua program ini merupakan dua dari sekian banyak program Merdeka Vokasi yang berorientasi pada sambung-suai pendidikan vokasi dengan DUDI, yang secara berkala akan diluncurkan ke depannya,” tutur Nadiem.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto menjelaskan dua hal yang mendasari munculnya kedua program ini, yaitu Merdeka Belajar untuk memberikan pendidikan yang sesuai dengan keinginan dan bakat peserta didik vokasi di masa depan, dan mendorong terwujudnya program sambung-suai (link and super-match) antara dunia pendidikan dan dunia industri.

Program Jalur Cepat SMK-D2 merupakan realisasi skema sambung-suai dunia pendidikan dan DUDI yang melibatkan tiga pihak, yakni SMK, Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV), dan DUDI. PTV yang dimaksud bisa berupa politeknik, akademi komunitas, universitas/institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program diploma dua (D-2).

Program ini merupakan program yang mendorong peserta didik SMK bisa lebih cepat mendapatkan kompetensi yang lebih tinggi melalui mekanisme yang praktis, disertai dengan gelar atau level ijazah yang lebih tinggi.

“Skemanya, siswa menempuh enam semester di SMK dan tiga semester menjadi mahasiswa di level pendidikan tinggi. Jadi, pengalaman bekerja di industri akan lebih banyak,” jelas Wikan Sakarinto.

Pada pelaksanaan tahap awal, tercatat 20 PTV, lebih dari 80 SMK, dan 35 DUDI yang siap berkomitmen untuk menjadi pionir dalam mewujudkan program ini.

Sementara itu, program Peningkatan Prodi Diploma Tiga (D3) menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bisa mendapatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan memberikan peluang untuk bisa mengisi posisi supervisor produksi serta pelaksana lapangan andal yang dibutuhkan DUDI. Maka, PTV dapat mengajukan peningkatan prodi dengan syarat sudah memiliki atau melibatkan rekanan DUDI pada program D4 itu.

“Jadi, kalau PTV ingin Prodi D3 ditingkatkan menjadi sarjana terapan, syaratnya adalah memiliki rekam jejak sudah berhasil link and super-matc dengan beberapa DUDI yang bereputasi, serta harus memiliki visi pengembangan prodi yang kuat dan visioner, termasuk dalam hal pengembangan kerja sama luar negeri dan pengembangan kewirausahaan yang tangguh,” terang Wikan.

Sementara itu, baik program SMK-D2 Jalur Cepat maupun Peningkatan Prodi D3 menjadi sarjana terapan harus mengimplementasikan konsep kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Kurikulum ini juga harus disusun bersama pihak industri dan calon pengguna lulusan, dengan penerapan minimal magang di DUDI selama minimal satu semester dan skema pembelajaran berbasis praktik kerja (project based learning).

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*