Tip Taklukkan Asesmen Nasional, Kepala Sekolah Harus Gas Pol!

Elisabet Susan (kiri) sebagai pembawa acara webinar Obrolan Guru Merdeka Belajar (3/11). Bukik Setiawan (kanan) berbagi tip menaklukan asesmen nasional (KalderaNews/Syasa Halima)
Elisabet Susan (kiri) sebagai pembawa acara webinar Obrolan Guru Merdeka Belajar (3/11). Bukik Setiawan (kanan) berbagi tip menaklukan asesmen nasional (KalderaNews/Syasa Halima)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Asesmen Nasional menjadi pengganti Ujian Nasional. Metode baru ini meninggalkan cara lama yang menuntut murid untuk menghafal, bukan memahami konsep. Ini bukan tentang nilai, akan tetapi upaya untuk memperbaiki asesmen di tahun yang akan datang.

Bukik Setiawan, Ketua Yayasan Guru Belajar dan Perintis Komunitas Guru Belajar berbagi kiat yang harus dilakukan pada Obrolan Guru Merdeka Belajar, sebuah webinar dari Kampus Guru Cikal. Ia menyampaikan ada tips berbeda yang harus diterapkan kepala sekolah dan guru jika ingin Asesmen Nasional sukses.

Pembahasan kali ini menyorot kepada upaya yang harus dilakukan di lingkungan sekolah oleh kepala sekolah.

BACA JUGA:

Tinggalkan Cara Lama

Cara lama yaitu menuntut murid untuk menghapal rumus, sehingga praktiknya di kelas memperbanyak latihan soal. Dengan demikian, kontennya pun juga berlebihan pada penguasaan pelajaran yang diujikan.

Selain itu, ia menjelaskan cara lama lebih memusatkan pada murid yang paling pintar sebagai katrol untuk menaikkan nilai rata-rata Ujian Nasional (UN). Kemudian, sekolah mengarahkan segala upaya pada tahun atau semester terakhir.

“Cara-cara ini ayo dilupakan, ditinggalkan. Saya berani jamin cara-cara ini tidak akan memberikan manfaat pada murid, guru, sekolah, maupun daerah,” tuturnya.

Cara baru lebih menitikberatkan pada penalaran, kompetensi, survey, dan pemetaan kualitas.

Minta Guru Lakukan Analisis Terhadap Tujuan

Kepala sekolah meminta guru untuk melakukan analisis terhadap tujuan, kegiatan, dan konten pembelajaran yang berpotensi mengembangkan kemampuan literasi, numerasi, dan karakter.

“Kira-kira mana yang paling dekat dengan kompetensi literasi, numerasi, dan karakter. Masing-masing guru perlu tahu mana yang paling memberikan kontribusi terbesar,” ujarnya.

Pembelajaran Kolaborasi

Melakukan perencanaan pembelajaran kolaboratif berbasis pada murid yang diajar. Analisis capaian pembelajaran menjadi tujuan bersama atau setidaknya analisis beban tugas belajar murid.

“Kolaborasi bukan hanya berbasis mata pelajaran, tapi basisnya adalah pada murid yang diajar. Jadi, kalau mengajar kelas yang sama, maka guru-gurunya harus kolaborasi, berdiskusi, melakukan analisis pencapaian pembelajaran yang menjadi tujuan bersama atau beban tugas murid,” tuturnya.

Ia memberi contoh, misalnya guru Matematika untuk kelas 7 berkumpul menjadi satu untuk diskusi dan melihat reaksi murid terhadap komponen pembelajaran yang telah disusun.

Manfaatkan Forum

Melakukan forum berbagi praktik, baik pembelajaran berbasis kompetensi yang mengarah pada penguasaan kompetensi literasi, numerasi, dan karakter.

“Sudah tidak zamannya lagi temu pendidik hanya di level daerah, sudah saatnya temu pendidik dilakukan di level sekolah,” ucapnya.

Itulah tip untuk menyukseskan asesmen nasional di lingkungan sekolah yang harus kepala sekolah lakukan. Menurut Bukik, tips tersebut merupakan hal realitis yang bisa dilakukan, sehingga sekolah lebih peka dan sensitif memanfaatkan hasil Asesmen Nasional.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*