JAKARTA, KalderaNews.com – Ribuan pelajar dan mahasiswa dari Asia yang berminat studi lanjut ke Belanda membanjiri Virtual Study in Holland Fair 2020 yang diselenggarakan serentak di 4 negara di Asia, yaitu China, Korea Selatan, Vietnam dan Indonesia pada Rabu, 18 November 2020 pada pukul 16:00-20:00 WIB.
Koordinator Promosi Pendidikan Nuffic Neso Indonesia, Inty Dienasari menegaskan total ada 3.608 pendaftar hingga 1 jam sebelum pameran dimulai.
“Dari total 3.608 pendaftar ini sebanyak 388 pendaftar dari China, 286 dari Vietnam, 109 dari Korea, dan 2.183 dari Indonesia,” tegasnya saat berbincang dengan KalderaNews di dalam room Virtual Study in Holland Fair 2020.
BACA JUGA:
- Pameran Pendidikan Belanda Terbesar di Indonesia Dihelat Rabu, 18 November 2020, Daftar di Sini
- Virtual Study in Holland Fair 2020 Dihelat Serentak di Indonesia, China, Vietnam dan Singapura
- Belanda Relatif Aman Covid-19, Tak Heran Antusiasme Pelajar Indonesia Tetap Tinggi
Ia menegaskan pandemi Covid-19 tak menyurutkan pelajar, mahasiswa dan profesional muda Indonesia untuk mencari informasi kampus-kampus terbaik di Belanda dan melakukan one on one session langsung dengan admission team dari 29 universitas di Belanda.
Di acara virtual ini para pelajar yang ingin kuliah ke Belanda baik di jenjang sarjana (S1), master (S2) hingga PhD (S3) melakukan konsultasi langsung terkait rencana studinya dengan admission team dari universitas-universitas ternama dari Belanda dalam bahasa Inggris.
Di bilik virtual ini pengunjung bisa mengobrol langsung dengan admission team, menonton video, dan mengunduh berbagai informasi terkait kampus yang dikunjungi. Semuanya serba tinggal pencet dan langsung terhubung.
Begitu memasuki (login) virtual room, pengunjung langsung dihadapkan pada lobby luas dengan banyak pilihan mau ke information desk, lounge, ikutan kuis, masuk auditorium atau langsung ke hall pameran.
Serba tinggal pencet maka pengunjung akan dengan mudah memasuki ruangan satu ke ruangan lainnya. Tak hanya melihat-lihat dan mengunduh berbagai informasi, pengunjung juga bisa langsung berinteraksi melalui chat dengan pihak universitas.
Salah seorang pengunjung virtual fair asal Indonesia bernama Azmi Ramdhania yang baru lulus S1 Arsitektur dari Bina Nusantara (Binus) mengaku terkesan hadir untuk pertama kalinya dalam virtual fair kali ini.
“Acara virtualnya keren. Interfacenya gampang diikutin. Ada booth-boothnya gitu. Rasanya kayak beneran di exhibition. Ada partisipan lain yang juga nanya-nanya ke aku,” akunya
Ia menambahkan pamerannya lumayan informatif, tapi akunya memang lebih enak kalau ketemu langsung face to face.
“Jadi bisa korek-korek informasi yang insider gitu. Cuman kalau di virtual terbatasnya di situ. Karena nggak face to face sehingga kurang intimated gitu,” aku Azmi yang sempat mengunjungi Delft University of Technology, University of Groningen dan Fontys University of Applied Sciences untuk menggali informasi tentang arsitektur dan peluang beasiswanya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply