JAKARTA, KalderaNews.com – Menteri Sosial, Juliari P. Batubara mengumumkan enam tokoh yang akan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo tahun ini. Enam tokoh ini berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
“Bila tak ada perubahan, Presiden akan menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh. Nama-nama tersebut tentunya sudah melalui proses seleksi oleh Kementerian Sosial dan Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan,” kata Mensos.
BACA JUGA:
- 20 Inspirasi Ucapan Hari Pahlawan Kobarkan Antusias Generasi Milenial
- 20 Inspirasi Ucapan Hari Pahlawan, Cocok untuk Status Media Sosial di Tengah Pandemi\
- 20 Quotes Inspiratif Para Pahlawan Nasional Pembakar Milenial di Hari Pahlawan
Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional akan digelar di Istana Negara pada 10 November 2020 pukul 10.00 WIB, dengan Inspektur Upacara Presiden RI.
Berikut enam tokoh akan akan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada peringatan Hari Pahlawan 2020:
Sultan Baabullah (Maluku Utara)
Sultan Baabullah adalah sultan ke-7 dan penguasa ke-24 Kesultanan Ternate di Kepulauan Maluku yang memerintah pada medio 1570-1583. Ia dianggap sebagai sultan teragung dalam sejarah Ternate dan Maluku, lantaran keberhasilannya mengusir penjajah Portugis dari Ternate. Ia juga dikenal sebagai sultan yang mencapai puncak kejayaan di akhir abad ke-16.
Ia dikenal seabgai “Penguasa 72 Pulau”. Hal ini berdasar wilayah kekuasaannya di Indonesia timur, yang mencakup sebagian besar Kepulauan Maluku, Sangihe, dan sebagian dari Sulawesi. Peran Maluku dalam jaringan perdagangan di kawasan Asia juga meningkat pada masa pemerintahannya.
Machmud Singgirei Rumagesan (Papua Barat)
Machmud Singgirei Rumagesan merupakan Raja Rumagesan dari Fak-Fak, Papua Barat. Ia tinggal di Kokas, sebuah distrik di Fak-Fak. Pada Maret 1948, ia memerintahkan agar semua bendera Belanda diturunkan. Maka, terjadilah pertempuran, Ia memimpin langsung dalam pertempuran melawan pemerintah kolonial Belanda. Ia pun berhasil di tangkap dan dibuang ke Sorong.
Tetapi, perjuangannya tak kenal menyerah. Ia terus mengobarkan api perlawanan terhadap segala bentuk penjajahan. Machmud Singgirei juga menjadi salah tokoh yang getol menyerukan agar Papua berada di pangkuan Indonesia.
Jenderal Polisi (Purn) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo (DKI Jakarta)
Soekanto Tjokrodiatmodjo memimpin Kepolisian Negara Republik Indonesia selama 14 tahun (1945-1959). Ia tercatat sebagai Kepala Kepolisian RI pertama dan terlama sepanjang sejarah Polri.
Soekanto juga dikenal sebagai pembangun struktur dan fundamen, serta peletak batu persatuan bagi Kepolisian RI. Nama Soekanto juga diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Arnold Mononutu (Sulawesi Utara)
Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu, itulah nama aslinya. Ia lahir di Manado, Sulawesi Utara, 4 Desember 1896, dan meninggal dunia di Jakarta, 5 September 1983. Arnold dikenal sebagai tokoh pergerakan dan pernah menjadi Menteri Penerangan RI pada masa Presiden Soekarno. Ia juga pernah menjadi Duta Besar Indonesia pertama untuk Tiongkok. Selain itu, ia pernah menjadi anggota Majelis Konstituante dan Rektor Universitas Hasanuddin.
Sutan Mohammad Amin Nasution (Sumatera Utara)
Ia dikenal sebagai pengacara dan penulis dengan nama pena Krueng Raba Nasution. Lahir di Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, pada 22 Februari 1904, dan meninggal dunia di Jakarta pada 16 April 1993. Ia tercatat sebagai salah satu tokoh yang terlibat dalam ikrar Sumpah Pemuda. Ia juga pernah menjadi Gubernur Sumatra Utara dan Riau.
Raden Mattaher Bin Pangeran Kusen Bin Adi (Jambi)
Raden Mattaher merupakan cucu dari Sultan Thaha Syaifuddin, seorang Pahlawan Nasional. Ia dikenal sebagai panglima perang yang mempunyai peran sentral dalam menumpas kolonial Belanda di Jambi. Kini, namanya abadi dalam sebuah Rumah Sakit yang berlokasi di Kecamatan Telanaipura, Jambi.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat, dan teman-temanmu
Leave a Reply