JAKARTA, KalderaNews.com – Dosen Bioteknologi Universitas Esa Unggul, Radisti Ayu Praptiwi menjadi salah satu pemenang dalam pemilihan MAB Young Scientists Awards 2020 yang digelar United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
BACA JUGA:
- Kisah Afriyanti Sumboja, Peraih LIPI Young Scientist Award 2020
- Produk Inovasi Covid-19 dari Universitas Esa Unggul Dipamerkan di Galeri LLDIKTI
- Inilah Para Jawara Kompetisi Ilmiah LIPI dalam Indonesia Science Expo (ISE) 2020
Radisti terpilih lewat penelitian yang mengambil tema terkait perubahan iklim yang berjudul “Understanding the Impact Climate Change to Cultural Ecosystem Services in Tropical Marine Biosphre Reserve Taka Bonerate Kepuluan Selayar”.
“Dalam proses pemilihan yang dilakukan UNESCO, penelitian saya bersaing dengan sejumlah penelitian yang dilakukan para peneliti dari banyak negara, proses pengerjaan penelitian pun dilakukan selama satu tahun,” katanya.
Radisti menjelaskan, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak perubahan iklim terhadap kebudayaan masyarakat pesisir di pulau-pulau kecil. Pemahaman mengenai hal ini, lanjutnya, akan berguna untuk memberikan masukan kepada pemangku kebijakan dalam memformulasikan kebijakan-kebijakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang sesuai dan dapat diadopsi oleh masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.
Ia tak menyangka akan terpilih dalam ajang tersebut, karena seleksi yang begitu ketat, serta diikuti banyak negara anggota UNESCO MAB. Radisti pun mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak yang telah mendukung sehingga mendapatkan penghargaan dari UNESCO tersebut.
Radisti mengungkapkan, cabang keilmuan yang didalami ini masih sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Di Universitas Esa Unggul, Bioteknologi menjadi salah satu jurusan yang memiliki fasilitas lengkap dengan sejumlah peralatan laboratorium yang menunjang kebutuhan mahasiswa dan dosen untuk melakukan sejumlah penelitian.
Menurutnya, Bioteknologi merupakan salah satu cabang ilmu yang dapat mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals/SDGs serta dapat menciptakan produk dan teknologi yang berguna bagi kehidupan.
“Bioteknologi dapat berguna untuk memerangi penyakit, mengurangi dampak negatif pencemaran lingkungan, menciptakan terobosan dalam bidang pangan, serta menawarkan berbagai macam produk yang rendah polusi,” ucapnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply