9 Cara Sederhana Kenalkan Pendidikan Anti Korupsi Kepada Anak

Ilustrasi: Pendidikan anti korupsi harus dimulai di dalam keluarga. (KalderaNews.com/Ist.)
Ilustrasi: Pendidikan anti korupsi harus dimulai di dalam keluarga. (KalderaNews.com/Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Kasus korupsi kembali menyeruak di Indonesia. Memang, berita tentang korupsi bukanlah hal baru di Indonesia. Sudah terlalu banyak kasus korupsi yang terjadi.

Tentu, kita semua tak setuju dengan tindak korupsi. Untuk itu diperlukan aneka upaya dari berbagai pihak untuk melakukan pendidikan untuk melahirkan generasi anti korupsi. Dan, keluarga menjadi salah satu rumah pendidikan anti korupsi sejak dini.

BACA JUGA:

Nah, inilah cara-cara sederhana yang dapat dilakukan orangtua untuk mengenalkan pendidikan anti korupsi untuk anak-anak:

Belajar jujur dan tidak curang

Kejujuran atau sikap lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang amat penting untuk dibangun sedini mungkin. Misal, ajari anak untuk tidak mengambil sesuatu milik orang lain, biasakan meminta ijin sebelum meminjam. Selain itu, ajari anak tidak mencontek, tumbuhkan kebanggaan saat ia berhasil dengan upaya sendiri. Anak juga mesti dibiasakan berkata jujur dengan bercerita secara terbuka, ajari mengakui kesalahannya, dan selalu tepati janji pada anak. Berilah apresiasi dan rasa bangga kepada anak ketika berhasil melakukan sesuatu.

Belajar peduli kepada orang lain

Anak juga perlu belajar peduli terhadap sesama dan lingkungan di sekitarnya. Belajar peduli ini akan menumbuhkan empati kepada orang-orang di sekitarnya, misal menghibur saudara yang sedih, berbagi makanan, menolong kucing yang sakit, merawat tanaman, dan yang lain.

Belajar disiplin

Kedisiplinan merupakan bentuk sikap taat terhadap aturan, baik yang tertulis maupun tak tertulis. Disiplin juga berarti kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku. Cara sederhana menanamkan disiplin adalah dengan contoh, bukan paksaan. Misal kebiasaan tepat waktu, membuang sampah pada tempatnya, mengikuti peraturan di rumah atau di sekolah adalah beberapa bentuk disiplin yang bisa ditanamkan sejak kecil. Kuncinya di sini adalah teladan dan konsistensi.

Belajar mandiri

Mandiri atau sikap tidak bergantung pada orang lain juga dapat ditanamkan pada anak saat anak sedang menghadapi masalah. Janganlah langsung dibantu, beri kepercayaan dan dukungan bahwa ia mampu menghadapi masalah sendiri. Mulailah dengan hal-hal sederhana, contoh belajar mengikat tali sepatu, memakai baju, mandi, cuci tangan, makan, dan yang lain. Biasakan pula anak tidak memilih jalan pintas ketika memecahkan satu persoalan.

Belajar tanggung jawab

Sikap anak dalam kesiapan menanggung akibat dari perbuatan yang dilakukan dapat ditanamkan dengan mengajari anak tentang tanggung jawab. Jika menumpahkan air maka harus dibersihkan, jika merusak mainan teman maka mencoba memperbaiki dan berani mengakui kesalahan. Hal yang bisa dilakukan untuk belajar tanggung jawab, misal dengan memberi tanggung jawab memelihara hewan piaraan atau tanaman.

Belajar sederhana

Bersikap bersahaja atau tidak berlebih-lebihan dapat dibangun dengan mengajarkan anak merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Biasakan membeli yang baru jika membutuhkan bukan menginginkan. Tekankan bahwa yang penting bukan baru atau bagusnya, tapi fungsi dan manfaatnya.

Belajar berani dan percaya diri

Sikap percaya diri, tidak gentar dalam menghadapi bahaya dan kesulitan dapat dibangun dengan membiarkan anak berekplorasi dan belajar dari kesalahannya. Tanamkan nilai-nilai moral sejak kecil dan ajak anak melakukan apa yang diyakininya sebagai sesuatu yang benar. Misal membela teman yang diejek, berani menegur teman yang membuang sampah sembarangan.

Belajar bersikap adil

Adil adalah sikap selalu berlaku sepatutnya, tidak sewenang-wenang. Adil berarti juga kita dapat memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. Anak bisa diajarkan konsep adil sesuai usia, dan ajari anak berbagi. Tanamkan pula nilai bahwa setiap orang punya hak dan kewajiban yang sama dan harus diperlakukan dengan setara.

Belajar kerja keras

Kerja keras merupakan sikap gigih dan fokus dalam melakukan sesuatu, tak asal-asalan. Menanamkan sikap bekeja kerasa merupakan nilai positif, karena bekerja keras akan membuat anak meraih tujuan yang diinginkan. Orangtua mesti memberikan teladan tentang kerja keras, bahwa sesuatu mesti diraih dengan usaha, bukan dengan jalan pintas. Tekankan bahwa tak prestasi yang bisa diraih tanpa kerja keras.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*