JAKARTA, KalderaNews.com – Akses pendidikan di Indonesia yang masih belum merata sebagai akibat rendahnya tingkat pendapatan masyarakat membuat pendidikan sebagai kebutuhan menjadi tidak terjangkau bagi sebagian orang.
Celah ini dimanfaatkan oleh oknum untuk melakukan perdagangan manusia (human trafficking) dengan modus halus berlabel beasiswa.
Modus halus beasiswa ini diungkap oleh Koordinator Talithakum Indonesia Jaringan Jakarta, Suster Irena Handayani, OSU di acara webinar Paguyuban Dosen UI Katolik bertajuk “Sharing Pendampingan Pelayanan Kemanusiaan” pada Rabu, 25 November 2020.
BACA JUGA:
- P.J Heru Hendarto SJ: Di Kolese Kanisius Sekali Nyontek Keluar
- Joyfull Learning di SMA Santa Ursula Bikin Pelajaran Kimia Jadi Mengasyikkan
- Profesi Guru Tidak Akan Hilang, Bambang Brodjonegoro: Karena Human Touch
Korban human trafficking dengan modus beasiswa ini adalah anak-anak remaja usia dari daerah. Untuk pendidikan yang lebih tinggi, mereka membutuhkan beasiswa.
“Ada sekelompok orang yang mau membiayai. Awalnya memang dibiayai dengan baik, tapi setelah lulus ada modus-modus yang lain untuk bekerja di tempatnya overtime,” tandasnya.
Orang tua biasanya senang dan antusias karena mau anaknya belajar.
“Orang tua senang anaknya mau jadi pinter, tapi fakta dan ujungnya ada tuntutan-tuntutan yang tersamar.”
Leave a Reply