VATIKAN, KalderaNews.com – Paus Fransiskus meluncurkan kembali Global Compact on Education secara virtual di Universitas Kepausan Lateran Roma. Global Compact on Education merupakan inisiatif yang mengedepankan nilai kepedulian terhadap sesama, perdamaian, keadilan, kebaikan, keindahan, penerimaan, serta persaudaraan untuk membangun harapan, solidaritas, dan harmoni di seluruh dunia.
BACA JUGA:
- Paus Fransiskus Terbitkan Ensiklik “Fratelli Tutti”, Relevan untuk Sekolah Katolik di Indonesia
- Paus Fransiskus Terbitkan Buku Pedoman Hidup Sesudah Pandemi COVID-19
- 3 Pesan Paus Fransiskus kepada Pelajar Menghadapi COVID-19
Global Compact on Education yang disponsori Congregation for Catholic Education bertujuan mendorong perubahan global, sehingga pendidikan dapat menjadi sarana pencipta persaudaraan, perdamaian, dan keadilan. Menurut Paus, Global Compact on Education adalah “untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki akses pendidikan berkualitas yang selaras dengan martabat manusia dan panggilan mewujudkan persaudaraan.”
Dalam acara ini, hadir pula Direktur Jenderal United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang berbasis di Paris, Audrey Azoulay dan perwakilan dari universitas di Italia.
“Semoga kita masih memiliki keyakinan bahwa pendidikan mengandung benih harapan, harapan mewujudkan perdamaian dan keadilan, harapan tentang keindahan dan kebaikan, harapan mengenai harmoni sosial,” tegas Paus.
Efek buruk pandemi Covid-19
Paus juga menyinggung efek buruk pandemi Covid-19 dalam dunia pendidikan di seluruh dunia. Platform pendidikan online, katanya, telah mengungkap perbedaan yang mencolok dalam peluang pendidikan dan teknologi, yang memaksa lebih dari 250 juta anak usia sekolah tak mendapatkan akses pendidikan.
Dalam situasi ini, Paus menyerukan model budaya dan pembangunan baru yang lebih menghormati dan melindungi martabat manusia, sembari menciptakan saling ketergantungan global untuk menyatukan komunitas serta mendorong perdamaian.
Pendidikan memberi harapan
“Pendidikan,” kata Paus, “dimaksudkan untuk menjadi transformatif.” Pendidikan harus menghadirkan harapan.
“Mendidik merupakan tindakan pengharapan,” kata Paus. Mendidik berarti membuka cakrawala baru di mana keramahan, solidaritas antargenerasi, dan nilai transendensi melahirkan budaya baru. Harapan ini harus didasarkan pada solidaritas, tegas Paus. Pun pendidikan harus membantu menjawab tantangan saat ini dan menemukan solusi untuk kebutuhan setiap generasi.
Pendidikan melawan keegoisan, ketakpedulian
Paus juga menunjukkan bahwa “pendidikan adalah penawar alami bagi budaya individualistis dan ketakpedulian”. Maka, seluruh lapisan masyarakat harus mendukung dan mengupayakan agar pendidikan jauh dari ketidakadilan.
Global Compact on Education ini menyerukan proses integral yang menanggapi ketidakpastian di kalangan orang muda yang menghasilkan depresi, kecanduan, agresivitas, kebencian verbal, dan penindasan. Global Compact on Education membahas aneka persoalan, seperti kekerasan, kemiskinan, pelecehan seksual, pernikahan anak, perdagangan anak, kerusakan lingkungan, serta yang lain.
Bekerja sama demi masa depan
Menurut Paus, di tengah krisis kesehatan saat ini dan dampak-dampak yang menyertainya, setiap orang harus tetap memperhatikan pendidikan, terutama bagi anak-anak. “Ini menuntut komitmen dari keluarga, komunitas, sekolah, universitas, lembaga, agama, dan pemerintah,” tegas Paus.
Maka, Paus menyerukan agar semua orang di dunia ikut mempromosikan nilai-nilai kepedulian terhadap orang lain, perdamaian, keadilan, kebaikan, keindahan, penerimaan, dan persaudaraan.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply