SEOUL, KalderaNews.com – Sekolah-sekolah di Korea Selatan akan menaikkan batas kehadiran siswanya di sekolah (kelas tatap muka) sejalan dengan pedoman pelonggaran social distancing baru-baru ini.
Dengan keputusan ini kesenjangan prestasi di antara siswa dari latar belakang sosial ekonomi berbeda yang telah melebar sejak awal wabah virus Corona akan dipersempit.
Menurut survei terhadap 51.021 guru di bulan Juli, 79 persen responden mengatakan kesenjangan belajar telah melebar sejak kelas online dimulai. Kementerian Pendidikan mengidentifikasi 12.700 siswa menjadi tertinggal.
BACA JUGA:
- Sampel Responden Kecil, ASI Klaim 63,2 Persen Publik Puas dengan Internet Gratis
- Penyair Amerika Louise Glück Gondol Nobel Sastra 2020
- Pemenang Medali Emas, Perak, Perunggu dan Kategori Khusus KSN SMA 2020, Cek Di Sini
Banyak siswa merasa sulit untuk mengikuti tugas kelas melalui pembelajaran jarak jauh dan guru berjuang mati-matian supaya siswa tetap terlibat dan tertarik.
Mengingat kekhawatiran tersebut, banyak pihak di Korea Selatan menyerukan perluasan kelas tatap muka bagi siswa daripada hanya menunggu kementerian untuk menindaklanjuti janjinya untuk meningkatkan kualitas kelas online.
“Kami telah menyarankan bahwa pengurangan ukuran kelas harus menjadi prioritas utama untuk mempersempit kesenjangan prestasi dan memperluas kelas tatap muka untuk siswa,” kata Serikat Pekerja Pendidikan dan Guru Korea dalam sebuah pernyataan akhir bulan lalu.
Kementerian Pendidikan Korea Selatan seperti dikutip The Korea Herald mengumumkan bahwa semua sekolah akan mengizinkan dua pertiga siswanya menghadiri kelas secara langsung mulai 19 Oktober. Saat ini, kehadiran dibatasi pada dua pertiga untuk sekolah menengah atas dan sepertiga untuk sekolah dasar dan menengah.
Kementerian juga mengizinkan sekolah-sekolah di luar Seoul, Incheon dan Provinsi Gyeonggi untuk secara fleksibel menanggapi aturan jarak sosial yang longgar, yang berarti mereka dapat meminta kehadiran langsung 100 persen siswa jika dianggap perlu.
Beberapa kantor pendidikan regional di luar ibu kota sebelumnya telah meminta Kementerian Pendidikan untuk mengizinkan lebih banyak siswa untuk menghadiri kelas secara langsung karena situasi virus Covid-19 di lokasi tersebut tidak separah di Seoul. Beberapa daerah pun menaikkan angka kehadiran mereka di atas dua pertiga.
“Kehadiran penuh dimungkinkan karena sekolah dan kantor pendidikan secara mandiri memutuskan cara untuk mengadakan kelas secara langsung,” kata Menteri Pendidikan Yoo Eun-hae. “Tapi saya meminta kehati-hatian ekstra jika semua siswa datang ke sekolah sekaligus.”
Banyak kantor pendidikan regional sudah mencari cara untuk memperluas kelas tatap muka. Beberapa mempertimbangkan apakah akan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan membuat mereka mengambil kelas tatap muka pada waktu yang berbeda sepanjang hari daripada mengandalkan kelas online.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply