Indonesia Wajib Tiru Triple Helix Swedia dalam Inovasi Digital

Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, PhD menjadi key speaker International Conference on Engineering and Information Technology for Sustainable Industry 2020 (ICONETSI 2020) yang diselenggarakan Swiss German University (SGU), Senin, 28-29 September 2020
Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, PhD menjadi key speaker International Conference on Engineering and Information Technology for Sustainable Industry 2020 (ICONETSI 2020) yang diselenggarakan Swiss German University (SGU), Senin, 28-29 September 2020 (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

TANGERANG, KalderaNews.com – Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, PhD mengakui inovasi di Indonesia belum maksimal karena sinergi triple helix dalam inovasi belum terwujud sama sekali.

Sinergi triple helix dalam inovasi (Academic, Industry dan Government) tak terwujud karena masing-masing pihak sibuk dengan dirinya sendiri. Oleh sebab itu, untuk hasil inovasi yang maksimal perlu optimalisasi sinergi

“Upaya paling penting adalah membuka sekat antara ketiga pihak itu dan meningkatkan komunikasi antar pihak sehingga yang paling ideal dari triple helix itu seperti yang dikembangkan di Swedia,” tegasnya saat konferensi pers International Conference on Engineering and Information Technology for Sustainable Industry 2020 (ICONETSI 2020) yang diselenggarakan Swiss German University (SGU), Senin, 28 September 2020.

BACA JUGA:

Ia menjelaskan ada satu universitas di Swedia yaitu LUT University (Lappeenranta-Lahti University of Technology LUT) yang menjadi sumber inovasi Swedia.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*