JAKARTA, KalderaNews.com – Publikasi ilmiah memiliki peran penting bagi dosen, perguruan tinggi, dan perkembangan ilmu pengetahuan. Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt mengatakan bahwa tanpa adanya publikasi ilmiah, maka perkembangan ilmu pengetahuan tidak akan berkembang.
“Di era sekarang saat riset sudah sangat maju, publikasi ilmiah menjadi hal yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, setiap akademisi harus memiliki sikap aktif dalam membuat publikasi ilmiah,” ujarnya dalam Webinar bertajuk ‘Ngepub (ngerti publikasi) bersama Alumni Prince of Songkla University (PSU) dan LPPM Universitas Nasional Jakarta.
BACA JUGA:
- Tak Bisa Gantikan Riset Lapangan, Begini Kelebihan dan Kekurangan Metode Riset Digital
- Masa Depan Riset dan Kemajuan Teknologi Indonesia
- Dirjen Dikti Dukung Kedaulatan Pangan Berbasis Riset
Dikutip dari situs resmi Universitas Nasional, publikasi ilmiah berfungsi sebagai komunikasi data, informasi, dan pemikiran ilmiah seseorang. Selain itu, adanya publikasi juga memenuhi janji hibah penelitian dosen dan syarat untuk naik pangkat. Maka dari itu, publikasi juga dapat dikatakan sebagai syarat dalam pembuktian kompetensi seorang dosen.
“Publikasi bisa mengarsipkan dan melindungi temuan atau hasil karya ilmiah. Juga pembuktian kompetensi, profesionalisme individu atau lembaga, dan juga bisa memenuhi salah satu syarat kepangkatan dosen, yang pada nantinya akan menjadi penilaian pada akreditasi prodi ataupun universitas,” ucapnya.
Pernyatan tersebut didukung oleh Asesor BAN-PT, Dr. Retno Widowati, M.SI yang mengatakan bahwa publikasi sangat bermanfaat bagi jabatan fungsional dosen yang akan menentukan tingkat akreditasi prodi dan universitas.
“Publikasi tidak pernah lepas dari akreditasi dan akan menjadi siklus terus menerus dalam penilaian program studi. Adanya penelitian ilmiah juga bisa mendukung apa yang ingin dicapai oleh sebuah perguruan tinggi,” ucap Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Unas tersebut.
Dalam hal penjagaan mutu publikasi, perguruan tinggi seharusnya memiliki lembaga yang mengelola penelitian dalam menyusun rencana strategis penelitian. Prosedur penelitian mencakup mutu bahan ajar, evaluasi aspek peningkatan jumlah publikasi ilmiah, dan penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Perguruan tinggi juga perlu menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan lembaga atau fungsi penelitian dalam menjalankan program penelitian secara berkelanjutan, melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga dalam melaksanakan program penelitian, memiliki panduan dan kriteria peneliti, serta mendayagunakan sarana dan prasarana penelitian,” tutur Dr. Retno Widowati.
Defriman Djafri, BS,PH, MPH, Ph.D selaku alumni Prince of Songkla University, Thailand menuturkan bahwa tugas dosen bukan hanya mengajar, tetapi juga pendidik profesional dalam transformasi pengetahuan ke bentuk publikasi ilmiah. Pentingnya publikasi ilmiah dalam dunia pendidikan perguruan tinggi diharapkan dapat membantu perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dari negara-negara lain, terutama Asia.
“Hal ini demi kepentingan melakukan penelitian karena peran dan tugas pokok dosen tidak hanya sebagai pengajar tetapi menjadi pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” tutupnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply