JAKARTA, KalderaNews.com – Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry Harmadi mengaku prihatin dengan temuan di lapangan bahwa mahasiswa dan anak-anak yang baru lulus SMA yang notabene terdidik justru memiliki tingkat kepatuhan yang rendah terkait 3M, yakni menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan.
Sebagai akibatnya anak yang baru lulus SMA atau mahasiswa tersebut cenderung paling banyak terpapar Covid-19. Fakta di lapangan menemukan anak usia 19-30 tahun paling banyak terjangkit Covid-19.
Menariknya, padahal pada saat ini sekolah dan kampus semua belajar online, tapi kenapa mereka kena paling banyak. Ternyata, mereka ini cenderung berkumpul dan mengabaikan menjaga jarak.
BACA JUGA:
- Tuh, Penerima Beasiswa Unggulan (BU) Wajib Lapor Hasil Studi Paling Lambat 30 September 2020, Jika Tidak…
- Selamat, Inilah 129 Siswa SMA dari Berbagai Provinsi yang Jadi Finalis FIKSI 2020
- Tantangan Pendidikan Tanpa Pandemi Covid-19 Pun Sudah Sangat Besar
Sonny mengatakan banyak anak kuliahan yang kepedean memiliki fisik kuat sehingga tak mematuhi aturan 3M. Dari 3M itu menjaga jarak lah yang paling sulit dilakukan.
“Memang menjaga jarak, tapi begitu ketemu teman langsung cipika-cipiki, mereka merasa temannya tidak mungkin membawa virus Covid-19,” akunya prihatin.
Karena sering kumpul, mereka lantas membawa virus dan menjadi penyebaran di dalam rumah.
Menariknya, masyarakat di usia 40 tahun (orangtua) tidak banyak terpapar Covid-19, karena mereka cenderung patuh dan menaati protokol kesehatan yang telah diatur oleh pemerintah.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat, dan teman-temanmu
Leave a Reply