TANGERANG, KalderaNews.com – Secara umum ada dua tahapan perkembangan bahasa pada anak, yakni tahap pralinguistik dan tahap linguistik. Tahap pralinguistik terjadi pada fase bayi. Pada tahapan ini, bahasa yang muncul berupa ekspresi tertentu seperti menangis, menjerit, atau tertawa.
Dikutip dari situa resmi Sekolah Stella Maris, pada dasarnya ekspresi tersebut merupakan wujud komunikasi bayi dalam menyampaikan perasaannya, mulai dari rasa senang, sedih, nyaman, atau takut. Bisa juga untuk menyampaikan keinginannya seperti haus, lapar, mengantuk, atau minta digendong.
Selain itu, bentuk komunikasi tersebut juga digunakan untuk menyampaikan perasaan tidak nyaman tentang suatu hal, seperti mengompol, buang air besar, atau mengalami kesakitan.
BACA JUGA:
- Anne Avantie: Makna di Balik Tutup Mulut dengan Masker
- Pendidikan Untuk Semua: Antara Kuota Internet, Hibah dan Kepatutan
- Katakan pada Ibu Jangan Malu Dibilang Bawel
- Sama-sama Diterima di Cornell University, Kakak Beradik Sefa dan Panya Berbagi Cerita
- Yodi Prabowo Disimpulkan Bunuh Diri, Kenapa Orang Bisa Bunuh Diri?
Seiring berjalannya waktu, tahapan tersebut akan meningkat menjadi komunikasi ke arah verbal. Komunikasi verbal pada tahapan ini, masih dalam bentuk sederhana seperti mengoceh, dengan kalimat yang belum begitu jelas.
Tahap yang kedua adalah tahap linguistik, dimana pada tahap ini merupakan fase si kecil mulai berbicara. Si kecil sudah dapat mengucapkan kata-kata dengan baik seperti orang dewasa. Ia juga sudah dapat merangkai banyak kata dalam satu kalimat.
Tahapan perkembangan bahasa pada anak ini terjadi secara normal sejak umur 0 – 5 tahun. Pada masa pertumbuhan ini biasanya akan menjadi tolok ukur para dokter dan ahli kesehatan untuk melihat perkembangan apakah perkembangan bahasa pada anak tersebut normal atau memerlukan bantuan dari tenaga profesional.
Beberapa kemungkinan yang bisa menjadi indikasi seorang anak memerlukan bantuan dari tenaga profesional seperti terjadinya speech delay (keterlambatan berbicara), receptive language (sulit menangkap atau memahami ucapan orang lain), hingga difficulty sharing (sulit menyampaikan pemikiran melalui bahasa).
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply