![Salah satu sudut kota Beirut, Lebanon, pasca ledakan. (Ist.) Salah satu sudut kota Beirut, Lebanon, pasca ledakan. (Ist.)](/wp-content/uploads/2020/08/Salah-satu-sudut-kota-Beirut-Lebanon-pasca-ledakan-640x381.jpg)
BEIRUT, KalderaNews.com – Ledakan dahsyat mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut, Selasa, 4 Agustus 2020, yang menyebabkan lebih dari 75 orang meninggal dunia dan ribuan orang terluka. Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, mengatakan ada satu orang warga negara Indonesia yang luka namun kondisi sudah stabil.
“Ada satu WNI yang mengalami luka-luka (inisial NNE). Staf KBRI sudah berkomunikasi melalui video call dengan yang bersangkutan. Kondisinya stabil, bisa bicara dan berjalan. Yang bersangkutan sudah diobati dan sudah kembali ke apartemennya di Beirut,” kata Faizasyah.
BACA JUGA:
- Heboh, Hadi Pranoto Klaim Temukan Antibodi Covid-19, Begini Penjelasan Kemenristek/BRIN
- “Teman KIP” Diluncurkan, Agar KIP Kuliah Tepat Sasaran
- Inilah 20 Universitas Swasta Terbaik di Indonesia Versi Webometrics
- Kepala MTs N 31 Jakarta: Ternyata Anak Madrasah Juga Bisa Berprestasi di Ajang Nasional
- 4 Pelajar Indonesia Ini Ukir Prestasi Olimpiade Kimia Internasional di Tengah Pandemi Covid-19
- Pelajar Indonesia Wajib Karantina Mandiri 14 Hari Begitu Tiba di Belanda
Di Lebanon, terdapat 1.447 warga negara Indonesia, 213 di antaranya masyarakat dan keluarga besar KBRI, serta 1,234 TNI anggota kontingen Garuda yang sedang bertugas di sana.
Sementara, Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia di Lebanon, Hamzah Assuudy Lubis mengatakan, awalnya ledakan itu dirasakan seperti gempa bumi selama kurang lebih 10 detik. Saat terjadi ledakan, Hamzah dan beberapa rekannya sesama mahasiswa berada di apartemennya yang berjarak sekira 4 kilometer dari lokasi kejadian.
Leave a Reply