JAKARTA, KalderaNews.com – Mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta berhasil mengembangkan robot pendeteksi korban bencana gempa. Robot yang diberi nama Search and Recon Hybrid Robot (SRHR) ini dikembangkan dari hasil penelitian Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2019.
BACA JUGA:
- Kaprodi MM UKI Optimis Minat Camaba Tetap Tinggi di Tengah Pandemi Covid-19
- Perguruan Tinggi Indonesia-UK Kolaborasi Penelitian untuk Penanganan Covid-19
- Untuk Pertama Kalinya Universitas Yarsi Jadi Pusat Uji Kompetisi Profesi Dokter Gigi
- Universitas Trisakti Gelar Yudisium Daring Program Studi Kedokteran 2019/2020
- Universitas Budi Luhur (UBL) Jadi Agen Perubahan di Tengah Pandemi Covid-19
Robot ini memiliki empat kaki dan dilengkapi dengan roda pendukung ditiap kaki yang memudahkan menjangkau medan yang sulit. Fitur ini juga memungkinkan robot digunakan dalam lingkungan industri atau alam seperti goa, tanah, serta jalan berbatu.
Yosua Kurniawan, Ferdinand Edlim, dan Febrian Andika adalah mereka yang mengembangkan robot pendeteksi gempa sejak awal 2018. Ide robot ini bermula dari kepedulian terhadap bencana yang marak terjadi di kawasan Indonesia, terutama bencana gempa bumi.
Mereka dibimbing oleh Chtistiand, S.T., M. Eng. Ia menjelaskan bahwa robot ini masih merupakan prototype yang akan terus dikembangkan. “Masih banyak hal yang harus dicoba, seperti pengaplikasian feedback control, image recognition, GPS, serta proses pembuatan produk yang lebih dapat diandalkan,” paparnya.
Fakultas Teknik Unika Atma Jaya memiliki perhatian khusus dalam menyiapkan lulusan yang andal dalam bidang kecanggihan teknologi dan digital. Melalui program Pusat Robotika dan IoT (PATRIOT), Unika Atma Jaya menyiapkan digital talent Indonesia di masa depan. PATRIOT juga ditujukan untuk riset yang melibatkan multidisiplin, kompetisi, serta pengembangan media pembelajaran.
Awal Agustus lalu, Unika Atma Jaya juga meluncurkan AtmaBot, yang juga salah satu proyek PATRIOT yang disumbangkan bagi Indonesia. Robot ini dirancang sebagai media komunikasi, dan mengantarkan obat juga makanan untuk pasien Covid-19. AtmaBot bertujuan untuk mengurangi kontak langsung pekerja medis dan pekerja kesehatan dengan pasien sehingga mengurangi risiko penularan virus.
Vicentius Raditya Putra, mahasiswa Prodi Teknik Elektro yang terlibat dalam AtmaBot mengaku bangga bisa bekerja satu tim dengan dosen dan laboran. “Demi sebuah proyek kemanusiaan, itu sangat satisying buat saya. Jadi, akhirnya bisa gunakin skill bukan buat sensasi doang tapi buat bantu tenaga kesehatan, apalagi di masa genting seperti sekarang,” kata Radit.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat, dan teman-temanmu
Leave a Reply