BACA JUGA:
- Hebat, Tim Indonesia Raih Medali Emas di Ajang APIO 2020
- Adzan, Paskibraka Pertama dari Madrasah Dapat Hadiah dari Kemenag
- Kisah Udin, Si Marbot yang Kini Menjadi Guru Besar
- Menantikan Gebrakan Baru Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI Yohanes Bayu Samodro MPd
- Keren, Siswa Madrasah Sabet Juara Kompetisi Sains dan Teknologi Internasional
- Siswa MAN 2 Tasikmalaya Raih Juara Nasional, Siap Ikut Kompetisi Internasional
Tempat tersebut juga dilengkapi dengan ruangan isolasi dan pembatasan fisik menggunakan smart system. Fitur-fitur bangunan disesuaikan dengan protokol kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI dan WHO. Rancangan bangunan berkapasitas 25 orang ini bukan hanya sekali mendapatkan penghargaan, melainkan juga dari MIICA Special Award Road to IIIC 2020.
Robert memaparkan bahwa terdapat ruang pengawasan menggunakan Human Machine Interface (HMI) untuk mengatur kondisi di rumah sakit. Tenaga medis atau operator dapat melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap temperatur, kelembaban, pencahayaan, penggunaan energi, maupun kondisi pasien. Seluruh aktivitas tersebut dapat dipantau melalui smart system yang terhubung ke gawai pekerja.
“Selain di ruang kontrol, pihak rumah sakit dapat melakukan monitoring kondisi bangunan dan info pasien melalui aplikasi yang dihubungkan secara langsung dengan gawai terkait.” ucapnya ketika menjelaskan.
Rumah sakit kontainer dirancang untuk penanganan dan pengawasan pasien yang lebih ketat akibat over capacity. Dengan demikian, Robert dan timnya berharap rumah sakit kontainer dapat menjadi solusi dari masalah tersebut.
Leave a Reply