Guru Besar UGM Cornelis Lay Meninggal Dunia

Sharing for Empowerment

Pada fase lain, para pelaku politik yang sudah menempati jabatan tinggi gagal melewati jebakan. Yaitu penyalahgunaan kekuasaan yang membuat imparsialitas, sebagai properti khas dari institusi dan jabatan publik, kehilangan jejaknya, bertukar wajah menjadi institusi dan jabatan partisan. Bahkan tidak jarang merosot menjadi properti keluarga dan individual pemegang kekuasaan.

“Saya menyaksikan cukup banyak pelaku politik yang gugur di fase ini,” kata Cornelis Lay ketika itu.

Menurut Cornelis Lay, ilmu politik dan pemerintah kini membeku di satu titik waktu dengan orde baru (Orba) sebagai simpul referensi utamanya. Ilmu politik dan pemerintahan mengalami stagnasi dan secara pasti mulai tunduk pada hukum spiral involusi, terminologi yang diperkenalkan oleh Geertz (1963) yang membuatnya kehilangan relevansi dan orientasi dasarnya sebagai ilmu pengetahuan untuk kemanusiaan.

“Akibatnya, ilmu-ilmu sosial terutama ilmu politik dan pemerintahan semakin kehilangan kredibilitas dan kapasitas obyektif untuk menuntun ilmu-ilmu yang secara disiplin betul-betul steril dari kemasyarakatan, tetapi memiliki dampak luas, mendalam dan permanen ketika diproyeksikan ke dalam masyarakat. Karenanya, ia membutuhkan kehadiran ilmu-ilmu sosial sebagai pelita kecil yang memberikan penerangan,” kata dia.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*