JAKARTA, KalderaNews.com – Keluarga mestinya menjadi oase kebahagiaan serta tempat perlindungan yang aman dan nyaman bagi segenap anggotanya. Tapi tak jarang, kita mendengar atau melihat keluarga justru menjadi sarang ketakutan dan sumber trauma.
BACA JUGA:
- Kenapa Sih Kamu Pilih Kuliah di Perguruan Tinggi Swasta, Ini Jawabannya
- Jangan Remehkan Kata, Padanya Ada Tenaga dan Cinta: Pelajaran dari Stanford
- Unik, Robot Wakili 532 Peserta Wisuda Daring Universitas Kristen Satya Wacana
- MAN 2 Kulon Progo Masuk Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik
- Valentino ‘Jebret’ Simanjuntak Berdebat dengan Istri Sebelum Daftarkan Anak ke Sekolah PENABUR
- Digitalisasi SDM Usia Muda, Pemkab Dairi Lirik Kampus SGU dan Telin
- Stafsus Milenial Ini Gencar Bertemu dengan Pelaku Dunia Usaha Kuliner, Ada Apa Ya?
Ada pula keluarga yang tidak lagi menjadi tempat aman dan nyaman untuk berlindungan penuh kehangatan. Akibatnya, relasi keluarga retak, menjauh, bahkan saling bermusuhan. Inilah yang disebut sebagai toxic family.
Nah, untuk mengidentifikasi toxic family, yuk simak ciri-cirinya!
Mengkritik dengan keras
Kritik tak selamanya buruk. Kritik bisa membangkitkan semangat. Namun, kritik yang terlalu keras justru bisa menyurutkan langkah. Nah, terkadang ada orangtua atau anggota keluarga yang kerap melontarkan kritik terlampau keras terhadap anak atau saudaranya. Biasanya kritik ini disertai ejekan yang merendahkan. Ini bisa menjadi gejala toxic family.
Minim apresiasi
Ciri yang lain adalah minimnya apresiasi antaranggota keluarga. Sebaik apapun upaya yang dilakukan, tak ada satu pun anggota keluarga, termasuk orangtua yang memberikan apresiasi atau pujian.
Anggota keluarga tidak nyaman
Jika ada salah satu anggota keluarga yang merasa tak nyaman dan aman berada di dalam kebersamaan keluarga, ini bisa menjadi gejala toxic family.
Kebutuhan dasar tak terpenuhi
Ini juga menjadi pemicu toxic family. Jika kebutuhan dasar keluarga seperti pangan, sandang, dan papan tak terpenuhi, bisa menjadi penyebab aneka persoalan dalam keluarga.
Terlalu mengatur
Jika ada anggota keluarga atau orangtua yang terlalu mendominasi atau mengatur dalam setiap pengambilan keputusan bersama, juga menjadi ciri family toxic.
Tak mau mendengarkan
Ciri yang lain adalah jika ada anggota keluarga atau orangtua yang tak mau mendengarkan masukan atau pendapat dari yang lain. Keengganan mendengarkan biasanya akan disertai dengan sikap menyalahkan setiap pendapat anggota keluarga yang lain.
Kekerasan fisik dan verbal
Nah, kalau ini sudah jelas menjadi ciri toxic family. Kekerasan baik fisik maupun verbal akan menimbulkan luka. Luka semacam ini bisa jadi akan sulit dan lama untuk disembuhkan. Bahkan bisa jadi akan berulang, karena biasanya korban kekerasan, kelak akan menjadi pelaku kekerasan.
So, itulah beberapa ciri toxic family. Jika ciri tersebut ada di sekitar kamu mesti segera dicarikan solusinya. (yp)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply