JAKARTA, KalderaNews.com — Curahan hati bernada getir namun lucu terungkap dari sutradara film, Ernest Prakasa. Putranya, Snow Auror Arashi yang berusia lima tahun, harus berhenti sekolah karena tidak betah ‘school from home.’
Menurut Ernest, Snow tidak suka memakai gadget. Dan ketika belajar dari rumah mengharuskan pemakaian gadget lebih intens, semakin sulit baginya.
Mereka kemudian memutuskan untuk menghentikan sekolah Snow.
“Jadi ceritanya, sejak school from home, Snow (5th) jadi belajar online. Masalahnya, dia gak suka. Sehari-harinya aja dia main nggak suka pake gadget, apalagi disuruh sekolah pake gadget, syuliddd,” tulis Ernest Prakasa lewat akun instagramnya, dalam sebuah posting yang diberi tema, ‘bengal banget kecil-kecil udah DO.’
Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan dua pilihan yang sama-sama sulit.Pilihan sulit pertama, bila mereka meminta Snow terus melanjutkan sekolah dengan cara yang tidak ia sukai tersebut, buat mereka tak ubahnya kesia-siaan.
BACA JUGA:
- Hebat Nih Gaes, Siswa Madrasah Raih Juara di Kompetisi Astronomi Astrofisika Internasional
- Katakan pada Ibu Jangan Malu Dibilang Bawel
- Masih Mengajar di Usia 99, Ibu Guru Ini Tidak Suka Ditanyai Kapan Pensiun
- Unik, Undip Gelar Wisuda Daring Pakai Robot
- Kemlu Belanda Umumkan 22 Penerima Beasiswa OKP 2020 Asal Indonesia
- Deadline Beasiswa S2 Orange Knowledge Programme (OKP) Agustus 2019
- Beasiswa Penuh S2 ke Belanda Orange Knowledge Programme (OKP) Tutup 24 Maret 2020
- Selamat, dari 428 Pendaftar, 34 Orang Lolos Beasiswa OKP ke Belanda
- Ini Lho Perbedaan Nyata Pelajar Indonesia dan Pelajar Belanda
Mereka harus terus membayar uang sekolah yang tak kunjung turun, sementara anaknya tak menikmati pelajaran sama sekali.
“Uang sekolah yang jumlahnya tidak turun itu tetap harus dibayarkan. Jadi sia-sia kami keluar uang untuk SPP,” tulis Ernest, dalam posting yang sudah mendapat 37.929 like.
Pilihan sulit lainnya adalah menghentikan sekolah sama sekali. Itu berarti Snow harus memulai dari nol lagi bila nanti harus masuk sekolah. Konsekuensinya harus membayar uang pangkal lagi.
“Masalahnya klo minggat, nanti harus bayar uang pangkal lagi. Bingung kan?” begitu argumen dia,
Dihadapkan pada situasi sulit ini, Ernest mengambil pilhan terakhir.
.
“Akhirnya, karena situasi terlalu tidak menentu, kami fokus di hal yang lebih pasti. Nombok uang pangkal lagi adalah kemungkinan (karna kita nggak tau kapan sekolah akan kembali normal), tapi terbebas dari SPP saat ini adalah kepastian.”
.
“Itu pilihan kami. Belum tentu bener juga,” kata dia, pada posting yang diunggah tiga hari lalu.
Tidak lupa Ernest juga mengucapkan salam kepada para orang tua yang kemungkinan menghadapi berbagai persoalan dalam menghadapi pendidikan anak di masa pandemi ini.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply