![Ketua Program Studi MBA Graduate School Swiss German University, Dr. Ir. Yosman Bustaman, M.Buss Ketua Program Studi MBA Graduate School Swiss German University, Dr. Ir. Yosman Bustaman, M.Buss](/wp-content/uploads/2020/07/Yosman-600x381.png)
TANGERANG, KalderaNews.com – Pandemi Covid-19 memaksa siapa pun atau lembaga apapun untuk cepat beradaptasi, tak terkecuali perguruan tinggi. Untuk bisa beradaptasi dan tanggap dengan situasi tak normal saat ini, tentu banyak langkah yang ditempuh perguruan tinggi, salah satunya urgensi untuk memperbarui kurikulum.
Ketua Program Studi MBA Graduate School Swiss German University, Dr. Ir. Yosman Bustaman, M.Buss saat berbincang dengan KalderaNews menegaskan kurikulum yang diterapkan di Program MBA SGU pun catch-up dengan situasi dua tahun ke belakang, termasuk di dalamnya revolusi industri 4.0 dan pandemi Covid-19.
Dengan demikian lulusannya pun tetap berkualitas dan update teknologi sehingga benar-benar tidak ketinggalan zaman dan tetap kompetitif dan berdaya saing tinggi.
BACA JUGA:
- Teknologi dan Inovasi Keuangan: Evolusi Bisnis Perbankan
- Rahasia dan Trik Menyiasati Restrukturisasi Pinjaman Bank buat Pengusaha di Tengah Pademi Covid-19
- Buruan, 75 Beasiswa Master (S2) Double Degree Swiss German University Tutup 15 Juni 2020
- Inilah Keunggulan Program Double Degree MM-MBA di Swiss German University
- Inilah Dampak dan Peluang Bisnis dari Covid-19 bagi Sektor Industri di Indonesia
“Diharapkan para lulusan kita itu tetap update dengan perkembangan teknologi dan terbiasa dengan yang namanya VUCA, yakni volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity,” ungkap Yosman.
Selain mengupadate kurikulum, Program MBA SGU tentunya diperkuat dengan dosen-dosen yang sangat antisipatif terhadap perubahan mendadak seperti saat pandemi ini. Pada dasarnya para dosen di SGU menguasai bidang akademisnya dengan baik ditambah dengan pengalaman konkret di industri. Dua modal ini tidak banyak ditemui di perguruan tinggi lainnya.
Leave a Reply