JAKARTA, KalderaNews.com – Pandemi Covid-19 banyak menutup kemungkinan pertemuan tatap muka. Jaga jarak pun membuat orang lebih banyak menjauh dari keramaian dan social distancing sebagai kondisi sosial yang harus dijaga terus menerus membuat karantina menjadi pilihan bagi masyarakat. Ruang sosial menyempit. Pergerakan sosial menurun dan keadaan personal pun terjepit.
Melalui pertemuan daring atau tatap muka secara online, baik yang diselenggarakan oleh lembaga atau kelompok dan bahkan komunitas, tentu sangat membantu sosialisasi berbagai kegiatan yang tertunda.
Penelusuran kegiatan para seniman sebagai orang-orang yang terdampak Covid-19, ternyata terdapati masalah terkait cara produksi seni yang dilakukan, apalagi menyangkut proses pameran yang seharusnya dilaksanakan, namun terpaksa terhenti.
BACA JUGA:
- Inspirasi Ucapan Hari Anak Nasional 2020, Cocok untuk Milenial Nih
- Ternyata Begini Sejarah Penetapan Hari Anak Nasional, Pernah Berubah Berkali-Kali
- Agatha Chelsea, Claudia Emmanuela Santoso dan Glory Satya Meriahkan HUT Ke-70 BPK PENABUR
- Kompak, Rohaniawan 3 Agama Berbeda di Universitas Ini Wisata Bareng ke Holy Land
- Viral “Taraktakdung”, Apa itu Taraktakdung? Ini Penjelasannya
Museum Basoeki Abdullah melalui “Bincang-Bincang Daring” pada Selasa, 21 Juli 2020 lalu mencoba memberikan ruang dan waktu kepada peserta, pelaku seni dan budaya, serta komunitas untuk saling mendengar dan bertukar pikiran mengenai kondisi terkini di tengah pandemi Covid-19.
Para pembicara dalam bincang-bincang ini adalah para pemenang Kompetisi Basoeki Abdullah Art Award #3 yang terdiri dari: Dyan Condro, Yanuar, Ajar Ardianto, Galih. R dan Alfian Rahdini dengan moderator Bambang Asrini Widjanarko.
Kepala Museum Basoeki Abdullah, Maeva Salmah, mengemukakan acara ini memberikan ruang dan waktu kepada pemenang untuk dapat tampil di museum secara daring. Para pemenang kompetisi Basoeki Abdullah Art Award #3 ini pun sebenarnya terdampak Covid-19.
“Mereka seharusnya ada yang pameran, tetapi karena pandemi pameran diundur sampai waktu yang tidak ditentukan. Ada juga yang ditunda pamerannya melihat situasi dan kondisi pandemi,” ujar Maeva di tengah acara daring ini berlangsung.
Bincang-bincang santai dan ilmiah ini merupakan kegiatan sharing atau diskusi yang menampilkan perseorangan atau kelompok. Bincang-bincang dalam forum daring ini mempersilakan peserta untuk menyampaikan pendapat, perspektif dan pola pandang mengenai masalah tertentu.
Dengan bincang-bincang daring ini para pekerja seni dan pelaku budaya saling membantu untuk tetap produktif. (Frigidanto Agung)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply