JAKARTA, KalderaNews,com – Pagi ini, muncul tagar #MendikbudSalahUrus yang langsung trending di Twitter. Jika melihat cuitan warganet nampak mereka menyoroti beberapa kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim terkait sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ), baik daring maupun luring yang akan dipermanenkan.
BACA JUGA:
- Kuliah Online Dipermanenkan, Begini Kata Presiden Jokowi dan Mas Menteri Nadiem
- Tertinggal dari Negara Tetangga, RUU PDP Masih Banyak Kelemahan
- Kamu Kesulitan Bayar Kuliah Karena Covid-19? Ini Cara Ajukan Keringanan UKT
- Wahana Visi Indonesia: 42 Persen Anak Bosan di Rumah dan Ingin Belajar di Sekolah
- Inilah Arti Logo HUT Kemerdekaan RI ke-75, Simak Yuk!
- Ternyata Begini Target Merdeka Belajar 15 Tahun ke Depan
- LPTNU: Sistem e-Learning Pangkas Biaya Operasional
- Industri Gaming Tumbuh 20 Persen, Ini 3 Alasan eSports Kian Populer
Kebijakan memberlakukan pembelajaran jarak jauh ini memang menjadi salah satu pilihan di tengah pandemi Covid-19. Lantaran pembelajaran tatap muka di kelas jelas tidak mungkin digelar di tengah pandemi.
Nah, beberapa waktu lalu, Mendikbud Nadiem sempat mengutarakan akan membuat permanen sistem pembelajaran jarak jauh ini. Hal inilah yang menjadi sorotan para warganet dengan tagar #MendikbudSalahUrus.
Berikut beberapa cuitan warganet:
“Sistem Pendidikan Indonesia memang jauh jika harus dibanding dgn negara maju pak Menteri. Indonesia yakin pendidikanya bisa mengejar negara maju kalau Indonesia cuma Jakarta. Cuma satu yang perlu Pak Menteri tahu Indonesia dari Sabang sampai Merauke pak,” tulis akun @Bian_sxe.
“Pak Nadiem pendidikan itu bukan masalah pengetahuan saja tapi juga etika sopan santun dan cara bergaul serta memperlakukan orang dan masih banyak lagi. Semua itu tidak bisa diajarkan secara online tapi harus langsung praktek dan ada pengawasan,” cuit akun @NiccHoCo1.
“bapak ibu wali murid, para pelajar seluruh Indonesia. Minggu depan masuk sekolah yuuk, kita sekolah lagi, kuliah lagi.. Belajar bareng sebentar juga ga apa2 walau tanpa guru, sisanya kumpul sama temen2. Mumpung MASIH ADA UMUR!!!,” komentar @BashirRidho.
“Pengusaha dijadikan menteri pendidikan. Pasti ngurus negara gk jauh dari perhitungan untung-tekor ala pengusaha,” tulis akun @jehezkielll.
“Tapi bukan berarti ide itu sepenuhnya buruk, karena pembiasaan akan sistem daring amat penting untuk menunjang kemampuan semua orang di era 4.0,” kicau akun @ibnu106s.
“Begini pak, setau saya di sekolah kt tu ga cuma diajarin buat jadi org pinter. Tapi juga dididik buat memperhalus perasaan, pengembangan karakter, sosialisasi dan mengenal organisasi. Kalau daring terus ya apa fungsi sekolah,” timpal akun @yoerdee.
“Bangsa ini butuh org2 berpendidikan dan cerdas, bukan org2 rebahan dan bodoh :). prospek kerja S1 wisuda onlen adalah buka toko dalgonacoffiee, guru dance tiktok. LUAR BIASA NEGERIKU INI,” komentar @akulolli.
“Beliau mungkin lihat diperkotaan aja. Tp apa pernah survey ke kampung plosok? Yg internet lelet, provider murah no signal, belom punya gadged. “Emg hari gini masih ada yg gpunya gadged?” ADA. Oke disiapin kuota internet? Yakin semua kena? Rata? No bisnis?,” tulis akun @anggoon__.
“Nggak semua daerah indonesia jaringan internetnya lancar pak, Nggak semua orang indonesia mampu beli kuota terus-terusan,” tulis @cah_ayuuuuuu.
“Kalo mall, tempat ibadah, bar, sampe warung kopi buat nongkrong udah di buka, apasalahnya sih sekolahan di buka dengan protokol kesehatan?” ucap akun @imrantjng.
“Ke mall boleh, pergi wisata boleh, ke pasar juga boleh, giliran belajar di sekolah tidak boleh! Aseemm,” tulis akun @KixstartG.
“Buatlah Kebijakan bagi seluruh rakyat pak bos.. tp ya sdh lah mmg sdh jlnnya, sblmnya presiden pun marah” pd menterinya, berikutnya klw bgtu lg, berikutnya begitu lg sm aja.. berikutnya (isilah jwbn sendiri)…,” komentar akun @7Roelanda.
“Permanen secara daring itu sepertinya tidak mungkin secara full, akan tetapi akan ada sistem baru(alternatif) yg akan memanfaatkan internet sebagai medianya,” tulis @ibnu106s.
Selain soal pembelajaran jarak jauh, adapula warganet yang protes soal sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020 yang memicu kekisruhan di berbagai daerah. Ada pula yang protes soal pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) di beberapa perguruan tinggi negeri.
So, terkait pembelajaran jarah jauh, sebelumnya melalui laman resmi Kemendikbud, telah dijelaskan bahwa hanya akan mempermanenkan ketersediaan berbagai platform Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), baik yang bersifat daring maupun luring, yang selama ini telah ada untuk mendukung siswa dan guru dalam proses belajar mengajar selama masa pandemi Covid-19. Sementara, metode pembelajaran yang diberikan kepada siswa akan tetap ditentukan berdasarkan kategori zona pandemi.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Syahril menegaskan, sesuai Surat Keputusan Bersama Empat Kementerian pada Juni lalu, satuan pendidikan yang berada di zona hijau dan memenuhi berbagai persyaratan ketat yang lain dapat melaksanakan metode pembelajaran tatap muka.
PJJ hanya akan dilakukan pada satuan pendidikan di zona kuning, oranye, serta merah, dan tidak akan permanen. “Yang akan permanen adalah tersedianya berbagai platform PJJ, termasuk yang bersifat daring dan luring seperti Rumah Belajar, yang akan terus dilangsungkan guna mendukung siswa dan guru dalam proses belajar mengajar,” jelas Iwan. (yp)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply