JAKARTA, KalderaNews.com — Sebuah prosesi yang unik tampak pada upacara wisuda Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga, periode I tahun akademik 2020/2021 yang berlangsung pada Sabtu, 27 Juni 2020.
Sebagaimana tampak pada channel Youtube yang menyiarkannya, sebuah robot berperawakan seukuran manusia, berjalan dengan jubah toga lengkap, menghampiri Rektor. Rektor kemudian menyerahkan ijazah kepadanya, dan kemudian memindahkan tali kuncir topi wisuda.
Menurut keterangan situs resmi UKSW, robot tersebut adalah ciptaan tim Robotic Research Center (R2C) Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer (FTEK) UKSW. Tim ini sudah sering memperoleh gelar juara di ajang kompetisi nasional.
..
BACA JUGA:
- Valentino ‘Jebret’ Simanjuntak Berdebat dengan Istri Sebelum Daftarkan Anak ke Sekolah PENABUR
- Digitalisasi SDM Usia Muda, Pemkab Dairi Lirik Kampus SGU dan Telin
- Stafsus Milenial Ini Gencar Bertemu dengan Pelaku Dunia Usaha Kuliner, Ada Apa Ya?
- Dr. Eddy Keleng Ate Berut: Kabupaten Dairi Sangat Terbuka untuk Investor Digital dari Luar
- Ini Jadwal Lengkap Pencairan Dana KJP Plus dan KJMU DKI Jakarta
- Sekolah Swasta Bisa Dapat Dana BOS Afirmasi dan Kinerja 60 Juta, Ini Ketentuan Lengkapnya
- HR Director Mayora: WFH Rusak Etos Kerja dan Tenggelamkan Motivasi
Menurut Mitsal Ghapiqi, koordinator tim R2C FTEK UKSW, GradBot disusun oleh enam mahasiswa selama kurang lebih tiga minggu mulai proses perencanaan hingga jadi. Alat yang digunakan pun cenderung mudah didapatkan serta ekonomis. Sementara untuk kontrolernya dilakukan oleh user melalui smartphone.
Sebanyak 532 lulusan UKSW menjalani wisuda pada hari itu. Ada pun total lulusan UKSW pada Periode I Tahun Akademik 2020/2021, menurut keterangan Pembantu Rektor I Bidang Akademik UKSW, Iwan Setyawan, berjumlah 686 orang. Jumlah itu terdiri atas 2 orang lulusan program diploma, 607 program sarjana, 71 program magister, dan 6 program doktor.
Prosesi wisuda simbolik tersebut diadakan di Balairung Universitas dan disiarkan dan disaksikan secara virtual lewat channel Youtube “Lensa BTSI UKSW”.
“Di tengah situasi yang memprihatinkan ini, UKSW menyadari bahwa penyebaran wabah COVID-19 hanya bisa diredam jika kita disiplin menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Hal ini yang mendorong pimpinan UKSW untuk menyelenggarakan wisuda periode ini secara virtual,” kata Iwan Setyawan.
Sementara Rektor UKSW, Neil Semuel Rupidara, mengajak para lulusan untuk memetik sejumlah pelajaran hidup atas peristiwa pandemi COVID-19. Ia mengharapkan para lulusan belajar menyesuaikan diri pada kondisi baru; menerima, mencari solusi serta berpikir positif atas sebuah masalah serta terus berpengharapan akan kehidupan yang lebih baik.
“Karenanya kita tidak boleh pesimis ketika diperhadapkan dengan setiap kesulitan hidup. Sekalipun susah, saya berharap dan percaya kita tidak menjalani masa pandemi ini dengan sikap bersungut-sungut. Saya yakin Anda sudah dan mau terus belajar dari setiap kesusahan bahkan yang ekstrem seperti ini,” pesan Rektor.
Lewat sebuah video, Gubernur Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, memberikan pesan-pesan kepada para peserta wisuda. Ia menyebut mereka sebagai Angkatan COVID-19 yang wajib berbahagia karena diwisuda dalam kondisi yang tidak sama dengan angkatan sebelumnya.
UKSW, kata Ganjar, telah mampu memberikan ilmu pengetahuan yang hebat, up to date serta penuh dengan nilai kebangsaan dan kemanusiaan. Sehingga dalam kesempatan ini dirinya menantang para peserta wisuda untuk menyelesaikan persoalan COVID-19 yang melanda Indonesia bahkan dunia.
“Data di Indonesia belum beres, bukan saatnya untuk marah-marah tapi gunakanlah ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk mencari solusi sehingga data kita makin terkelola dengan baik. Termasuk pada praktik kesehatan yang masih belum beres seperti belum tersedianya APD dan vaksin. Saya berharap di antara kalian yang hari ini diwisuda akan mengisi ruang-ruang itu,” pesan Ganjar.
Para lulusan serta keluarga mengikuti upacara wisuda dari rumah. Katya Riksil Javanti, salah seorang lulusan Fakultas Hukum, mengungkapkan rasa prihatin karena tidak dapat menjalani wisuda seperti pada keadaan normal.
“Tentu saja kecewa, orang tua pun sedih karena tidak bisa menyaksikan kami diwisuda secara langsung. Namun, dari hal ini kami belajar bahwa wisuda bukanlah akhir namun ini adalah awal perjalanan kami untuk menjadi pribadi yang lebih tangguh, tidak mudah menyerah pada keadaan. Kami juga sadar bahwa justru saat ini kami harus menyiapkan diri untuk mengamalkan ilmu kami bagi masyarakat,” tutur dia.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply