![Kepala Sekolah](/wp-content/uploads/2020/06/Kepala-Sekolah-602x381.jpg)
JAKARTA, KalderaNews.com — Gaes, sekitar 1,6 miliar anak-anak di seluruh dunia tidak bersekolah di masa puncak Pandemi COVID-19. Banyak sekali bukan?
Jangan dikira cuma anak-anak sekolah yang galau. Ternyata para kepala sekolah di seluruh dunia juga, lho. Mereka merasa paling bertanggung-jawab atas kesejahteraan murid-murid mereka dan guru-guru juga. Mereka juga harus mencari cara untuk memastikan bahwa seluruh murid tetap belajar ketika sekolah ditutup.
Ini dkatakan pakar pendidikan Bank Dunia, Harriet Nanyonjo, bersama tiga rekannya, Cheryl Ann Fernano, direktur Pemimpin GSL, Malaysia, Azad Oommen, co-founder Global Chool Leaders, dan Sameer Samp, co-founder Global School Leaders. Mereka mengemukakan hal tersebut dalam tulisan mereka berjudul, “School Leadership in Uncertain Times,” yang disajikan pada blog.worldbank.org.
BACA JUGA:
- Dari Jus Jambu, Masker Disinfektor, Sampai Alat Deteksi Virus, Inilah Riset LIPI Cegah Covid-19
- Ini Penyebab Akhir-akhir ini Suhu Udara Sangat Panas dan Lembab
- Eropa Vs AS, Siapa Lebih Unggul Tangani COVID-19? Ini Kata Profesor LSE Inggris
- 3 dari 4 Milenial SMA Meningkat Moodnya Setelah Gunakan TikTok
- Apa sih Bedanya Energi Baru dan Terbarukan?
- Charles Lim: Indonesia Jadi Sasaran Empuk Serangan Siber
- AS Umumkan Remdesivir Ampuh untuk Pengobatan Covid 19
Mereka mengutip sebuah survei terhadap 1.800 kepala sekolah di 12 negara yang menemukan bahwa lebih dari 70 persen kepala sekolah merasa bahwa kesejahteraan siswa di sekolah mereka adalah tanggung jawab utama mereka. Posisi kepala sekolah menjadi unik, karena mereka umumnya dihormati di lingkungan komunitas dan memiliki hubungan pribadi dengan siswa dan keluarga mereka. Karena itu mereka juga memiliki beban untuk membimbing keluarga para murid dalam banyak hal.
Leave a Reply