Ia menambahkan digital farming yang demikian sejatinya mendatangkan benefit mulai dari akses internet untuk informasi teknologi pertanian, informasi agro-climate, agricultural mapping dan information market supply and demand.
Adapun pemanfaatan smartphone untuk minitoring pertanian bisa dengan IP Smartp Camera, Wheather Reader, Ground Sensor hingga Automatic Irrigation. Jadi memang tidak perlu orang lagi, tapi pakai sendor-sensor di tanahnya, sebagaimana telah dilakukan di Cianjur.
Internet of Things (IoT) untuk pertanian sebuah keniscayaan dan harus dimulai sekarang juga biar tidak tertinggal dengan negara lain.
“Di Israel misalnya, technology farming sudah diimplemantasikan dengan drip irrigation, water recycling, drone (taranis), biopesticides (tawon), robotic, biofertilizers dan sensor. Di Kabupaten Dairi, kalau kita mampu memang kita build, tapi kalau tidak sanggup buy atau borrow (partnership),” pungkasnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply