BACA JUGA:
- 9 Sektor Ekonomi Dibuka, Dr. Agustinus Prasetyantoko: Prinsip Tertingginya Keselamatan Nyawa
- Atma Jaya Siap Masuki Kenormalan Baru di Dunia Pendidikan
- Berkat “Doa Bagi Bangsa”, Fakultas Pendidikan dan Bahasa Unika Atma Jaya Raih Rekor MURI
- Akhirnya, Menteri Agama Beri Keringanan UKT Mahasiswa PTKN, Begini Caranya
- Dosen Untar Sebut New Normal Butuh Kreasi Baru
- Begini Petunjuk Lengkap SKB 4 Menteri tentang Pembukaan Sekolah Kembali
Nada serupa dituliskan oleh kantor berita AFP beberapa hari sebelumnya.
“Guru Henrikus Suroto berjanji bahwa murid-muridnya tidak akan tersingkir dari pendidikan mereka ketika pandemi global memaksa sekolah ditutup di desa Kenalan yang terpencil di Indonesia.
![](/wp-content/uploads/2020/06/Henrikus-Bersiap-Reuters.png)
“Maka dia berani melewati jalan pegunungan yang berangin dan tebing terjal untuk mengunjungi komunitas pertanian miskin di Jawa Tengah, dimana kelas secara online tak masuk dalam hitungan karena kurangnya layanan Internet – kemewahan yang hanya dimiliki beberapa orangtua.
“Suroto tidak hanya mempertaruhkan jiwa atau kemungkinan terserang penyakit serius COVID-19, ia juga melanggar perintah pemerintah untuk tidak mengadakan kelas pribadi untuk mencegah penyebaran penyakit,” tulis AFP, dikutip oleh The Jakarta Post pada 12 Juni 2020, dalam tulisan berjudul Pandemic No Match for Indonesia’s Door to Door Teachers.
Suroto mengemukakan alasan yang unik tentang tindakannya. “Saya seorang guru, adalah tanggung jawab saya untuk melakukan ini. Saya harus menemani dan mengajar murid-murid saya,” kata Suroto kepada Reuters.
Leave a Reply