JAKARTA, KalderaNews.com — Di masa pandemi ini, Zoom meeting jadi alternatif untuk mengadakan komunikasi tatap muka dengan banyak orang. Rapat dengan kolega, kuliah, hang out dengan teman-teman, silaturahmi dengan keluarga besar, merupakan kegiatan-kegiatan virtual yang semakin banyak memakai sarana teknologi ini.
Namun, kebanyakan melakukan Zoom dapat melelahkan. Menurut Priti Shah, dosen Psikologi di University of Michigan, melakukan rapat, kuliah atau pertemuan secara virtual, lebih menguras energi dibandingkan dengan menjalankan kegiatan serupa secara tatap muka langsung.
BACA JUGA:
- Duh, Dampak Pandemi Covid-19, Mendikbud: Banyak Universitas Swasta Alami Krisis
- Mantap, Profesor Asal Australia akan Dampingi e-Learning Guru Madrasah
- Lagi-Lagi Soal UKT, Tagar #UniversitasPancenNdlogok Trending di Twitter
- Resmi, Pelajaran Agama dan PPKN Tidak Dilebur
- Direktur UNICEF: Sudah Waktunya Sekolah Dibuka Kembali
- Kabar Baik, Pemerintah Beri Bantuan UKT Mahasiswa di Universitas Swasta, Ini Syaratnya
- Ngajar Anak SMP Tarakanita, Menteri Wishnutama: Tidak Ada Kreativitas yang Langsung Jadi
- Menteri Wishnutama Kusubandio Ngaku Waktu Masih SMP Bandel
Ketika bertemu langsung, kita dapat mengetahui apakah orang yang menjadi lawan bicara kita benar-benar menaruh perhatian dengan yang kita bicarakan. Pada Zoom meeting, tidak mudah untuk mengetahuinya. Tidak ada kontak mata atau isyarat visual yang bisa kita tangkap dengan cepat.
Selain itu, menurut Priti Shah, yang mengemukakannya dalam wawancara yang dimuat di situs resmi University of Michigan (umich.edu) ada banyak gangguan yang bisa mengalihkan perhatian di saat Zoom meeting. Penampilan latar belakang atau ruangan, adanya gangguan seperti suara-suara hewan peliharaan, atau nada dering ketika ada pesan masuk, sering terjadi.
Yang tidak kalah mengganggu adalah hal-hal teknis. Misalnya, adakalanya koneksi internet terputus dan diperlukan waktu untuk menyambungkannya kembali. Hal teknis lainnya, semisal agar semua peserta meeting sama-sama dapat mengakses dokumen yang diperlukan, juga dapat mengurangi efektifitas meeting. Gangguan dan disrupsi teknis semacam ini sering membuat Zoom meeting terasa melelahkan (Zoom fatigue).
Bagaimana cara untuk menghindari agar tidak merasa kelelahan setelah melakukan beberapa Zoom meeting dalam satu hari? Berikut ini tips dari Priti Shah.
- Ambil waktu jeda atau istirahat. Setelah menyelesaikan satu Zoom meeting dan akan melanjutkan Zoom meeting berikutnya, istirahatlah. Usahakan menjauhkan diri dari piranti teknologi pada saat demikian.
- Pisahkan kegiatan Zoom meeting untuk urusan pekerjaan dan yang tidak. Sebagai contoh, bedakan ruangan tempat kamu mengadakan Zoom meeting untuk kegiatan A dan untuk kegiatan B. Setidaknya, ubah posisi duduk atau ubah arah menghadap kamu. Atau gunakan kemeja yang berbeda. Secara psikologis, akan sangat menguras energi untuk mengubah satu fokus ke fokus lain tanpa mengambil jeda sejenak.
- Buat posisi kamu senyaman mungkin. Sering kali ruangan di rumah tidak se-ergonomis ruang di kantor atau di ruang kuliah. Maka perlu ekstra perhatian untuk mencari posisi yang benar-benar mendukung Zoom meeting kamu.
- Jadwalkan rapat-rapat agar lebih pendek dan lebih efisien. Ini bermanfaat untuk memaksimalkan perhatian para peserta rapat. Hindarkan rapat yang tidak ada batas waktunya.
- Jangan ngoyo. Terimalah bahwa Zoom meeting dan hari-hari ber-Zoom ini bukan kondisi paling ideal, paling tidak bila dibandingkan dengan mengadakan rapat dan pertemuan tatap muka langsung.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply