Pria Tunanetra Ini Bekerja sebagai Guru dan Merawat 11 Anaknya Tanpa Pembantu

Sharing for Empowerment

Ketika dia tidak bekerja atau memeriksa kebunnya, Musa dapat ditemui sedang membaca atau mendengarkan musik.

“Pada hari Sabtu saya menggembalakan sapi dan pada hari Minggu saya pergi ke gereja,” katanya.

Selain tidak bisa melihat keluarganya, penyesalan Musa lainnya adalah ia tidak bisa mengemudi. Jika dia bisa, dia akan membawa seluruh keluarga bepergian.

“Jika saya bisa melihat, saya akan membeli mobil dan menyetir sendiri,” katanya.

Apa kata penutup darinya? Bahwa menjadi seorang tuanetra, atau cacat apa pun, seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak menjadi ayah dan suami yang bertanggung jawab, dan mengalami hidup keluarga yang bahagia.

Selain itu, kata dia, keluarga adalah pilar yang paling kuat dan paling dapat diandalkan untuk setiap orang yang hidup dengan disabilitas.

“Kerabat saya senang ketika kami memiliki anak pertama kami. Untuk semua calon orang tua, dukungan dan dorongan orang-orang terkasih sangat berharga,” katanya.

Pauline mengatakan dia sangat menghormati suaminya dan orang lain seperti dia.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*