![Amy Hume Saat mengajar secara online, penting untuk lebih banyak menunjukkan isyarat visual di samping suara](/wp-content/uploads/2020/06/Amy-Hume-678x381.jpg)
JAKARTA, KalderaNews.com — Suara adalah harta berharga bagi guru. Ia menjadi alat utama saat mengajar. Tetapi ketika memasuki kondisi yang asing, tidak selalu guru dapat mengendalikan suara. Akibatnya, terdengar kurang nyaman.
Rebecca Vukovic, dalam sebuah artikelnya di Teacher Magazine (teachermagazine.com.au), menguraikan masalah ini dan memberikan solusinya. Ia mewawancarai Amy Hume, seorang pelatih vokal dan dosen di bidang suara di Victorian College of the Arts University of Melbourne.
Begini penjelasannya, gaes.
Bicara Terlalu Keras Saat Mengajar Online
Seseorang, termasuk guru, ketika memasuki sebuah situasi dan kondisi baru, kerap merasa lebih cemas. Misalnya, dari semula mengajar dengan bertatap muka langsung, menjadi mengajar secara online. Dari semula berbicara secara alami, menjadi berbicara menggunakan mikropon di depan kamera.
BACA JUGA:
- Inilah Universitas Swasta di Indonesia Terpopuler di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram
- Dear Class of 2020 Trending Topic, Resmi Ditunda 8 Juni Pukul 02.00 WIB
- Kemendikbud Tegaskan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Tidak Ada Kenaikan
- Bertemu Presiden, Ketum PGI Minta Masyarakat Disiplin Sambut Masa Kenormalan Baru
- Hari Ini Sekolah di Inggris Dibuka Kembali, Begini Penampakannya
- Heboh! Beredar Tugas Anak Kelas 8A Harus Chatting Donald Trump, Bill Gates dan Frank Zukenberg
- Lustrum Unika Atma Jaya XII, Kampus yang Relevan dan Berdampak
Berada di situasi baru sering membuat guru tidak bisa mengontrol suaranya. Ada kalanya dia bersuara sangat keras. Bisa pula menjadi terdiam tak bisa bersuara.
Leave a Reply