JAKARTA, KalderaNews.com – Fakultas Pendidikan dan Bahasa (FPB) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya Jakarta meraih Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam Kolaborasi Menyanyi secara Daring oleh Warga Satu Fakultas Terbanyak. Raihan Rekor MURI tersebut berkat persembahan lagu bertajuk “Doa Bagi Bangsa”.
BACA JUGA:
- Atma Jaya Siap Masuki Kenormalan Baru di Dunia Pendidikan
- Akhirnya, Menteri Agama Beri Keringanan UKT Mahasiswa PTKN, Begini Caranya
- Dosen Untar Sebut New Normal Butuh Kreasi Baru
- Begini Petunjuk Lengkap SKB 4 Menteri tentang Pembukaan Sekolah Kembali
- Atma Jaya Siap Masuki Kenormalan Baru di Dunia Pendidikan
- Lagi-Lagi Minta Dispensasi UKT, Mahasiswa IAIN Parepare Unjuk Rasa
- Empat Jurnal Perguruan Tinggi Islam Sabet Predikat Q1 di Scimago JR
- MNPK Terbitkan Protokol ‘New Normal’ untuk Sekolah-sekolah Katolik di Indonesia
Sebanyak 61 orang yang terdiri dari mahasiswa, alumni, dan dosen menyanyikan lagu tersebut. Mereka berasal dari empat program studi yang dimiliki FPB, yaitu Bimbingan dan Konseling (BK), Pendidikan Keagamaan Katolik (Pendikkat), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Para penyanyi dan pemain musik juga memiliki latar belakang suku, budaya, daerah asal, dan agama yang berbeda.
Lagu “Doa Bagi Bangsa” merupakan karya Dominikus David ‘Raxel’ Biondi Situmorang dengan music arranger dan orchestrator Yohanes Rio Darmawan. Lagu tersebut diunggah di laman berbagi video YouTube pada 5 Juni 2020.
Dominikus David Biondi Situmorang yang juga dosen FPB Unika Atma Jaya menyampaikan ucapan syukur atas prestasi ini. Karya ini didedikasikan bagi bangsa Indonesia yang masih dilanda pandemi Covid-19.
“Saya merasa bahagia, bangga, dan haru. Persembahan untaian doa melalui lagu untuk bangsa kita di tengah pandemi ini, ternyata mendapatkan apresiasi dari negara sebagai salah satu pemecah rekor,” kata Dominikus David.
Dominikus David bercerita bahwa lagu ini tercipta dalam satu hari. “Dimulai dengan sharing-sharing voice note kepada para dosen dan mahasiswa, akhirnya disepakati untuk dibuat kolaborasi bersama keluarga FPB,” katanya.
Sementara, proses rekaman instrumen memakan waktu selama tiga hari. Proses perekrutan penyanyi dilakukan selama 10 hari. Selain itu, dilakukan juga brainstorming mengenai story board videonya. Proses produksi lagu “Doa Bagi Bangsa” dilakukan melalui dua tahap.
Pertama, mixing dan mastering audio 61 para kontributor dilakukan selama 10 hari. Setiap orang dilakukan proses editing vocal yang cukup detail, mengingat para penyanyi memiliki ciri khas masing-masing, serta setiap orang punya part terbaik. Kedua, editing video dilakukan selama kurang lebih 10 hari, oleh Mahasiswa FPB Unika Atma Jaya Mikhael Kristanto Genesaret. Ternyata, setelah diunggah, lagu “Doa Bagi Bangsa” tanggapan positif melalui beragam media sosial.
Dominikus David berharap, ada berkolaborasi kembali pada msa mendatang, bukan hanya dengan fakultas saja tetapi satu universitas. “Saya merasa bangga menjadi bagian dari keluarga besar Unika Atma Jaya. Semoga nanti bisa berkolaborasi lebih besar lagi, bersama rekan-rekan satu Unika Atma Jaya,” ungkapnya.
Penghargaan ini juga menjadi kado manis dari FPB bagi perayaan Dies Natalis Ke-60 Atma Jaya pada tahun ini. FPB merupakan salah satu fakultas yang memiliki jenjang lengkap dari tingkat sarjana, magister, dan doktoral. (yp)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply