JAKARTA, KalderaNews.com – Tidak dapat disangkal bahwa perkembangan pesat teknologi informasi serta praktek keuangan terbaru telah mengubah landskap dari wajah lembaga intermediasi terutama perbankan.
Teknologi telah mempercepat berkembangnya inovasi keuangan yang mengubah ragam jasa dan produk perbankan, proses produksi dan struktur organisasi. Tentu saja dengan inovasi ini perbankan berharap akan adanya efisiensi biaya, menurunkan risiko bank yang berujung pada peningkatan kesejahteraan bagi semua stakeholder.
“Teknologi membantu mengubah industri jasa keuangan untuk shifting dari ketergantungan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia ke mesin. Contoh paling mencolok adalah penyediaan mesin ATM menggantikan tenaga kasir di dekade 80-an,” tegas Ketua Program Studi MBA Graduate School Swiss German University, Dr. Ir. Yosman Bustaman, M.Buss pada KalderaNews.
BACA JUGA:
- Buruan, 75 Beasiswa Master (S2) Double Degree Swiss German University Tutup 15 Juni 2020
- Charles Lim: Indonesia Jadi Sasaran Empuk Serangan Siber
- Lanskap Strategi Bisnis di Tengah Krisis Pandemi Covid-19 dan The New Normal
- Rahasia dan Trik Menyiasati Restrukturisasi Pinjaman Bank buat Pengusaha di Tengah Pademi Covid-19
- Inilah Keunggulan Program Double Degree MM-MBA di Swiss German University
- Inilah Dampak dan Peluang Bisnis dari Covid-19 bagi Sektor Industri di Indonesia
Ia menjelaskan penggunaan artificial intelligence (AI) dan machine learning dimanfaatkan dalam proses marketing, persetujuan dan pengawasan kredit. Credit scoring membantu analis kredit mempercepat proses, mengukur risiko kredit lebih terukur dan objektif. Real time proses clearing dan RTGS dan paling baru penyediaan platform online di gadget nasabah dalam banyak proses transaksi seperti pembukaan akun sampai transfer dana pembelian dan pembayaran real time.
Leave a Reply