JAKARTA, KalderaNews.com – Sistem saraf dan kontrol otot Si Buah Hati di bulan ke-6 semakin berkembang dan selaras. Kemampuan geraknya berubah, dari yang cepat dan spontan menjadi lebih halus dan terkontrol.
Seiring bertambahnya usia, Si Buah Hati akan mengalami peningkatan kemampuan keterampilan motorik kasar dan halus. Pengembangan motorik kasar melibatkan koordinasi otot-otot besar untuk aktivitas yang lebih aktif. Kemampuan motorik kasar ini memungkinkan Si Kecil untuk bisa duduk, berdiri, berjalan, berlari, menjaga keseimbangan, atau mengubah posisinya.
Sementara itu, keterampilan motorik halus melibatkan koordinasi gerakan otot-otot kecil, meliputi tangan, jari-jari dan pergelangan tangan. Kemampuan motorik halus memungkinkan Si Kecil untuk melakukan berbagai hal. Misalnya, menggerakan tangan untuk makan, menggambar, bermain, mengambil mainan atau barang-barang berukuran kecil, menggenggam dan memberikan benda, memasukkan benda ke dalam wadah dan sebagainya.
BACA JUGA:
- Inilah Universitas Swasta di Indonesia Terpopuler di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram
- Dear Class of 2020 Trending Topic, Resmi Ditunda 8 Juni Pukul 02.00 WIB
- Kemendikbud Tegaskan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Tidak Ada Kenaikan
- Bertemu Presiden, Ketum PGI Minta Masyarakat Disiplin Sambut Masa Kenormalan Baru
- Hari Ini Sekolah di Inggris Dibuka Kembali, Begini Penampakannya
- Heboh! Beredar Tugas Anak Kelas 8A Harus Chatting Donald Trump, Bill Gates dan Frank Zukenberg
Head of Medical KALBE Nutritionals dr. Muliaman Mansyur menjelaskan bahwa tahun pertama kehidupan Si Buah Hati akan ditandai dengan perkembangan kemampuan motoriknya.
“Dimulai dari bulan ke-4, Si Kecil sudah memiliki kontrol otot yang memadai untuk memutar kepalanya dan mengikuti gerakan sebuah obyek. Kemampuannya akan terus bertambah dari bulan ke bulan, sehingga di tahun pertama, umumnya dia akan mulai mampu untuk seimbang, duduk, merangkak dan akhirnya berdiri. Kemampuan motorik halusnya juga berkembang dari menyentuh obyek secara acak, hingga mampu menggenggam dengan sempurna,” papar dr. Muliaman Mansyur
“Bunda dapat melatih motorik Si Buah Hati, sekaligus juga memberikan nutrisi yang tepat melalui makanan atau camilannya, sehingga bisa belajar menggenggam dan menjimpit camilannya, sambil makan makanan bernutrisi tersebut juga,” imbuhnya.
Berikut ini beberapa contoh permainan yang bisa dilakukan untuk stimulasi motorik Si Buah Hati:
- Bermain telungkup
Tentunya di bawah pengawasan Bunda, posisikan Si Buah Hati tertelungkup untuk memperkuat otot leher dan punggungnya. Pancing perhatian Si Buah Hati dengan memegang mainan berwarna-warni serta bunyi yang menarik perhatiannya. Lakukan posisi ini selama 1-2 menit.
- Bermain bola
Gulirkan bola besar pada Si Buah Hati dan amati keterampilannya. Awalnya mungkin ia hanya seperti ‘menepuk’ bola itu. Selanjutnya, ia akan berusaha untuk mendorong balik bola itu. Bermain memberi dan menerima. Letakkan sesuatu yang dapat digenggam Si Kecil, lalu Bunda coba tarik atau ambil benda dengan lembut. Aktivitas ini membantu membentuk otot ketika Si Kecil berusaha menolak memberikannya.
- Latih jari dengan makanan camilan
Makanan ringan atau camilan sangat baik untuk melatih kemampuan motorik. Hal ini membuat setiap pengalaman makan menjadi waktu belajar yang menyenangkan bagi Si Buah Hati. Ajaklah Si Buah Hati untuk mengambil dan menggigit makanan camilan. Oleh karena itu, penting memilih camilan yang tepat, sehingga Si Buah Hati dapat terbiasa melatih kemampuan motorik dan oromotornya.
“Pemberian makanan kecil yang sesuai dengan tangan Si Kecil Buah Hati atau dikenal dengan finger food adalah cara yang dianjurkan untuk mendukung koordinasi antara mata dan tangan Si Kecil, mengembangkan kemampuan menjepit dan mencengkeram, serta keterampilan mengunyah. Pemberian finger food merupakan stimulasi yang tepat untuk merangsang pertumbuhan dan mengaktifkan panca indra dan kemampuan motorik halus Si Kecil,” papar dr. Muliaman Mansyur lebih jauh.
Stimulasi indra perabaan ini hendaknya dilakukan setiap ada kesempatan berinteraksi dengan Si Kecil, misalnya ketika momen makan besar, bermain, bahkan makan camilan. Stimulasi yang dilakukan terus-menerus dapat mendukung tumbuh kembang Si Buah Hati, memacu kecerdasan, membantu menguatkan koneksi serabut otak (sinapsis) dan sel-sel otak guna mendukung fungsi otak yang optimal.
“Stimulasi ini juga dapat membantu meningkatkan konsentrasi, fokus, perhatian Si Kecil di kemudian hari,” pungkas Dokter Muliaman.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply