JAKARTA, KalderaNews.com – Awal pekan ini telah dilakukan uji klinis kandidat immunomodulator yang berasal dari tanaman herbal asli Indonesia untuk pasien Covid-19. Uji klinis digelar di Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.
BACA JUGA:
- Keselamatan Bumi Terancam, Jika Terjadi Kiamat Serangga
- Dari Jus Jambu, Masker Disinfektor, Sampai Alat Deteksi Virus, Inilah Riset LIPI Cegah Covid-19
- Ini Penyebab Akhir-akhir ini Suhu Udara Sangat Panas dan Lembab
- Eropa Vs AS, Siapa Lebih Unggul Tangani COVID-19? Ini Kata Profesor LSE Inggris
- 3 dari 4 Milenial SMA Meningkat Moodnya Setelah Gunakan TikTok
- Apa sih Bedanya Energi Baru dan Terbarukan?
- Charles Lim: Indonesia Jadi Sasaran Empuk Serangan Siber
- AS Umumkan Remdesivir Ampuh untuk Pengobatan Covid 19
Uji klinis dilakukan tim Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, dan tim dokter Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. Pengujian ini juga melibatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Uji klinis dilakukan pada 90 pasien Covid-19. Dua produk yang diuji klinis adalah Cordyceps militaris dan kombinasi herbal yang terdiri atas rimpang jahe, meniran, sambiloto dan daun sembung.
“Ini merupakan tonggak sejarah bagi pengembangan suplemen dan obat di Indonesia,” ujar Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan uji klinis produk herbal pertama untuk penanganan Covid-19 di Indonesia.
Bila berhasil, lanjut Laksana, uji klinis ini akan membuktikan bahwa suplemen yang selama ini telah diproduksi bisa klaim untuk penanganan Covid-19. “Sehingga berpotensi untuk menjadi produk ekspor unggulan Indonesia,” ungkap Handoko.
Masteria Yunovilsa Putra dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI sekaligus Koordinator Kegiatan Uji Klinis Kandidat Immunomodulator dari Herbal untuk Penanganan Covid-19 menjelaskan, kombinasi herbal yang sedang diuji klinis itu sudah memiliki nomor ijin edar.
Masteria mengungkan bahwa obat dan suplemen herbal ini diharapkan tidak hanya untuk mengobati, tetapi dapat digunakan untuk mencegah penularan Covid-19. Riset ini telah dilakukan sejak Maret lalu. Kegiatan pengkajian ilmiah ini dikerjakan tim peneliti LIPI, Universitas Gadjah Mada, dan PT. Kalbe Farma Tbk. “Harapannya, jika nanti tanaman herbal ini lulus uji klinis, ketersediaanya terjamin dan mudah ditemukan di sekitar kita,” ujar Masteria. (yp)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply