BANDUNG, KalderaNews.com – UI GreenMetric menggelar acara webinar series bertajuk Kampus Berkelanjutan Pengelolaan Limbah pada masa Pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Acara ini dapat disaksikan langsung di kanal Youtube UI GreenMetric.
BACA JUGA:
- Mendikbud Klaim Indonesia Tidak Memiliki Masalah Kesetaraan Gender dan Program BDR Sukses
- Inspirasi Jasmine, Alumni FE UK Maranatha ini Donasi ke Kebun Binatang Bandung
- Hari Pertama Sekolah Pasca Lockdown di Swiss: Anak-anak Senang, Orang Tua Was-was
- Ada yang Menarik di Wisuda Online SMA Kolese de Britto, Simak Yuk!
- Sudah Kangen Sekolah? Wacananya Pertengahan Juli 2020 Masuk Sekolah
Ketua UI GreenMetric, Profesor Riri Fitri Sari menyampaikan, tujuan kegiatan ini untuk berbagi pengalaman dari berbagai instansi, utamanya perguruan tinggi di Indonesia tentang kebijakan kampus berkelanjutan, khususnya pada masa pandemi Covid-19.
“Perguruan tinggi harus menjadi contoh bagi masyarakat, terutama dalam hal menangani limbah lingkungan dengan lebih baik lagi, sehingga pada saat pandemi ini selesai lingkungan kita akan jauh lebih baik,” paparnya.
Dalam webinar ini, hadir perwakilan perguruan tinggi yang memaparkan kebijakan kampus dalam pengolahan limbah di institusi masing-masing dalam masa pandemi ini, salah satunya, Telkom University.
Sebagai perguruan tinggi yang memiliki luas 50 hektar dengan ruang terbuka hijau lebih dari 50 persen, Telkom University berbagi pengalaman dalam pengolahan limbah kampus. Saat ini, Telkom University menempati peringkat ke-9 UI GreenMetric.
Rektor Telkom University, Profesor Adiwijaya memaparkan upaya-upaya Telkom University dalam pengolahan limbah, baik yang dapat di daur ulang ataupun limbah yang bersifat toxic.
“Saat ini, di Telkom University dalam program Reduce, Reuse, dan Recycling, di mana Tel-U membuat alat pengolahan kompos, Green House, Trash Management System, dan Hydroponic. Selain itu, sampah yang tidak bisa didaur ulang, kami olah dengan menggunakan insenerator, yang emisinya sudah bisa direduksi menjadi limbah cair dan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk,” paparnya.
Profesor Adiwijaya menambahkan bahwa saat ini untuk menanggulangi sampah plastik di kampus, beberapa mahasiswa Tel-U membuat program bank sampah, di mana bank sampah ini juga melibatkan masyarakat sekitar kampus.
“Selain bank sampah, mahasiswa kami juga ada yang membuat program ecobrick, di mana program ini adalah memanfaatkan sampah plastik yang nantinya dipadatkan sehingga dapat diolah menjadi furniture, seperti kursi atau meja,” katanya.
Selain itu, Tel-U memiliki 50 persen ruang terbuka hijau, di mana tanaman dipelihara dengan hasil pengolahan limbah melalui program Urban Farming. “Program ini mengolah limbah dari kantin dan sisa makanan untuk diolah menjadi bibit tanaman ataupun bibit sayuran, sehingga bibit tersebut diolah di green house yang nantinya akan ditanam di lingkungan Tel-U dan sayuran organik yang dihasilkan juga dapat dinikmati mahasiswa secara gratis di kantin,” jelas Profesor Adiwijaya. (yp)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply