JAKARTA, KalderaNews.com – Apakah kamu tahu permainan Teuku Umar Spel? Spel dalam bahasa Belanda berarti permainan. Jadi, Teuku Umar Spel adalah Permainan Teuku Umar. Nah, pada medio 1886, pemerintah kolonial Belanda pernah menggunakan permainan ini untuk mempengaruhi rakyat Indonesia dengan menjadikan Teuku Umar sebagai musuh bersama yang harus disingkirkan.
BACA JUGA:
- Gengs, Pahamilah Begini Kondisi Orang Tua Selama Kalian Home Learning
- Resmi, “New Normal” Menjadi “Kenormalan Baru”, Tapi Belum Masuk KBBI
- Akhirnya AS Terbitkan Protokol Kesehatan untuk Sekolah, Lebih Ketat dari Negara Lain
- Mulai Bosan Belajar di Rumah, Yuk Ubah Ruang Belajar Kamu, Begini Caranya
- Inilah 10 Protokol Kesehatan Pendidikan di Negara-negara yang telah Membuka Kembali Sekolahnya
Teuku Umar Spel merupakanpermainan mirip catur yang juga disebut damdas. Permainan dimainkan dua orang, dengan memanfaatkan dua jenis pion yang berbeda serta papan berpetak sebagai sarana bermain. Namun, tidak seperti catur yang memiliki pion dengan bentuk dan langkah yang berbeda, pion pada permainan damdas umumnya hanya berupa dua jenis kerikil, batu, atau biji-bijian dengan warna serta bentuk berbeda, sehingga dapat dibedakan antara pion pemain yang satu dengan lawannya.
Nah pada masa kini, Teuku Umar Spel sebenarnya bisa dijadikan sarana untuk mengenalkan Pancasila kepada anak-anak. Dalam permainan ini terkandung nilai-nilai keberanian, kesatuan yang tak terpecah belah, serta bersatu dalam mencapai satu tujuan bersama. “Untuk bisa memenangkan permainan ini, maka harus saling tolong-menolong dan menjaga persatuan antar pion yang dimainkan,” ujar Ketua Umum Komunitas Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI), Dr. Zaini.
Hal itu disampaikan Dr. Zaini dalam kegiatan daring “Pancasila dalam Tindakan: Pembelajaran Pancasila melalui Dongeng dan Permainan Tradisional”. Acara ini digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama KPOTI, dan Sekolah Global Sevilla Jakarta.
Selain Teuku Umar Spel, Dr. Zaini juga mengenalkan permainan tradisional seperti Sarungan, Bola Bekel/Beklen, dan Papancakan. Masing-masing permainan juga memiliki nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Nah menariknya, siswa Sekolah Global Sevilla Jakarta yang mengikuti kegiatan ini langsung mempratikkan permainan tersebut di rumah masing-masing.
Selain permainan tradisional, dongeng juga bisa menjadi sarana untuk mengenalkan Pancasila, terutama kepada anak-anak. Ada banyak dongeng atau cerita rakyat di Indonesia yang sarat dengan kebaikan dan kearifan lokal, serta mengandung nilai-nilai Pancasila.
“Dongeng dan permainan merupakan metode pembelajaran yang memiliki fungsi untuk memberikan hiburan dan sarana untuk mewariskan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui dongeng dan permainan tradisional, kita dapat memahami nilai-nilai Pancasila sambil bermain. Dan di tengah pandemi Covid-19, dongeng dan permainan dapat dilakukan di rumah bersama keluarga,” papar Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Profesor Yudian Wahyudi. (yp)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply