JAKARTA, KalderaNews.com – Yayasan Tarakanita yang menaungi 58 sekolah yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia melakukan gerak cepat sejak awal kemunculan wabah hingga masa pandemi Covid-19 saat ini.
“Kami ingin zero accident (kecelakaan nihil) baik peserta didik maupun guru,” tegas Ketua Tim Tarakanita Crisis Center for Covid-19, Aurelius Arya Saputra saat dihubungi KalderaNews pada Sabtu, 23 Mei 2020.
Ia menjelaskan pada awal Maret 2020 (minggu kedua Maret), Yayasan Tarakanita bergerak cepat dengan membentuk satuan tugas untuk mitigasi risiko Tarakanita yang disebut dengan Tarakanita Crisis Center (TCC).
BACA JUGA:
- Pak Menteri Nasehati Para Siswa SD Tarakanita Bertanggung Jawab dan Mandiri
- Profesi Guru Tidak Akan Hilang, Bambang Brodjonegoro: Karena Human Touch
- Ditanya “Cucu” Gadget Murah untuk Belajar Online, Ini Jawaban Menristek/Kepala BRIN
- SMA Tarakanita Magelang Gali Talenta Milenial Lewat Tarakanita Action Days 2020
- Paduan Suara SMP Tarakanita 1 Jakarta Raih Perak di BICF 2019
- Wakil Ketua KPK Hadiri Seminar Anti Korupsi di STIKS Tarakanita Jakarta Timur
“Ketika anak-anak masih masuk sekolah, kami menetapkan protokol konkret yang waktu itu belum dilakukan oleh sekolah lain, yakni penyemprotan disinfektan secara mandiri. Waktu itu disinfektan belum mahal. Kami menyempot seluruh sekolah. Pada waktu itu dianggap berlebihan oleh banyak pihak,” terangnya.
Selain itu, peserta didik yang orangtuanya ke luar negeri atau ikut juga ke luar negeri, langsung diminta untuk karantina mandiri.
Selanjutnya, tim juga membuat protokol jam pembelajaran yang dikurangi, mekanisme masuk yang diatur seperti jarak antar siswa dengan mengikuti protokol WHO sebagai referensi utamanya.
“Setelah itu kami persiapkan peserta didik dan guru untuk kondisi pembelajaran tidak di sekolah, karena kemungkinannya hanya dua, yakni tidak belajar sama sekali atau belajar dengan kemampuan yang ada. Maka mau tidak mau dengan kemampuan yang ada, kami buat yang online,” tandas Arya.
Untuk pembelajaran online, terangnya, beberapa sekolah Tarakanita juga mendapatkan apresiasi dari dinas setempat sebagai salah satu penyelenggara PJJ (Pendidikan Jarak Jauh) online terbaik, misalnya SMK Tarakanita Jakarta dan KB/TK Tarakanita 2 Jakarta.
Sementara itu, gerak cepat untuk anak-anak yang di remote area seperti di Ngembesan, Ngablak atau Lahat, juga anak-anak dengan kemampuan ekonomi terbatas atau tidak ada akses online secara baik, diberikan secara offline.
“Materi video kami share ke gurunya dan guru share ke peserta didik melalui orangtuanya atau teman-temannya. Ini untuk yang tidak bisa akses internet,” tandasnya.
Menariknya, pembelajaran selama pandemi Covid-19 tetap disatukan dengan pendidikan karakter Tarakanita, misalnya anak-anak diberi tugas membantu orangtua membersihkan tempat tidur, rumah dan sebagainya. Penugasan pembiasaan karakter yang seperti ini, tandasnya, lebih menyentuh orangtua.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply